• Blogger widget
  • Nice work
  • Aditya Subawa
Recent Posts

Rabu, 28 Maret 2012

Buat “Sebab” Kabahagiaan Menghampirimu

Anda sudah pasti mengenal yang namanya doa sapu jagat, ya kan? Ialah doa yang paling sering dilafalkan oleh umat muslim sebagai tanda ketika akan mengakhiri setiap doa-doanya. Misalnya, disaat khutbah jumat yang terlalu panjang nasehatnya, dan khotib sudah membaca doa sapu jagat ini, maka para jamaah sudah merasa lega, karena pasti akan selesailah khutbah jumatnya itu.

Lalu, apa sebenarnya makna kandungan dan implementasinya bagi kehidupan kita? Sehingga doa ini sangat popular dikalangan ummat muslim?

Sebelumnya, mari kita lihat dulu terjemahan dari doa sapu jagat yang termaktub dalam Q.S. Al-Baqarah : 201, yaitu:

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan (kebahagiaan) di dunia dan kebaikan (kebahagiaan) di akhirat dan lindungilah kami dari siksa api neraka.”
Hum, doa yang sangat bagus, ya kan? Sengaja setelah kata kebaikan (hasanah) saya tambahkan ‘kebahagiaan’, karena biasanya hal-hal yang baik itu akan membuat kita bahagia. Seperti, ketika kita mendapatkan penghasilan yang baik, maka bahagialah kita. Memiliki istri atau suami yang baik, berbahagialah kita. Mendapatkan promosi jabatan ke yang lebih baik, berbahagialah kita. Jadi sekali lagi, kebaikan itu akan mendatangkan kebahagiaan.

Nah, maksud dari doa ini adalah kita ingin atau berharap kebahagiaan, atas kebaikan-kebaikan yang Allah berikan, baik ketika hidup di dunia, maupun di akhirat. Karena memang hanya Allahlah sumber dari segala kebaikan. Kebaikan dalam bentuk apapun. Artinya, kebaikan ‘versi’ Allah, dan adakalanya, hal ini berseberangan dengan kita. Sebagai contoh, musibah. Bagi kita sebagai manusia biasa, sudah pasti yang namanya musibah itu adalah sesuatu yang buruk. Namun bisa tidak bagi-Nya. Misalkan ketika musibah itu kita terima, sebenarnya Allah itu sayang kepada kita.

Sehingga kita harus ‘cerdas’ dalam membumikan doa sapu jagat ini dalam kehidupan sehari-hari. Kadang, setelah kita melafalkannya, kita hanya diam harap-harap cemas mengharap kebaikan dari-Nya. Maka adalah sebuah ironi jika, sebagian besar orang yang membaca doa ini, kehidupannya malah jauh berbeda dari apa yang ia mintakan. Ya bagaimana mungkin ia akan merasakan kebahagiaan, ketika hidupnya itu hanya diisi dengan keluhan-keluhan, keputusasaan, atau bahkah berprasangka buruk kepada-Nya, atas masalah dan cobaan hidup.

Oleh karena itu, dalam rangka pengimplementasian doa sapu jagat dalam hidup dan kehidupan kita sehari-hari, dan agar kita benar-benar mendapatkan kebaikan yang bermuara kepada kebahagiaan, lihatlah ayat selanjutnya (202) yang artinya :

“Mereka itulah orang-orang yang mendapat kebahagiaan dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungannya.”

Wow, saya sempat terkejut ketika mengetahui terjemahan ayat 202 sebagai kelanjutan ayat 201 yang merupakan doa sapu jagat. Ternyata, disinilah kuncinya. Kebahagiaan itu akan kita raih setelah kita mengusahakannya. Ingat, doa tanpa ikhtiar, itu mimpi. Maka jelaslah sudah, mengapa banyak orang yang hidupnya jauh dari kata bahagia. Ternyata mereka hanya berdoa dan berharap tanpa ‘berbuat’ atau menciptakan dan menghidupkan sebab dari kebahagiaan itu sendiri.
Sahabat,

Menciptakan dan menghidupkan sebab atas kebahagiaan adalah usaha yang harus kita lakukan, jika kita ingin mendapatkan kebahagiaan itu sendiri. Persis ketika ada seorang pemuda yang menginginkan seorang gadis pujaan. Tentu ia tidak hanya berdiam dan berdoa untuk memilikinya. Ia harus ‘usaha’ untuk mendapatkannya. Biasanya, yang dilakukan adalah ‘sebab-sebab’ gadis pujaannya itu tertarik dan mau menerimanya. Misalkan, dengan memberinya coklat, mawar, atau kepastian untuk menikahinya. Hal-hal itu adalah ‘penyebab’ yang bisa menjadikan gadis pujaannya itu menerimanya. Begitulah kebahagiaan, begitulah kebaikan yang kita harapkan, harus diawali dengan sebuah tindakan ‘penyebab’ kebahagiaan dan kebaikan itu menghampiri kita.

Apa ‘sebab’ yang membuat kebaikan dan kebahagiaan itu menghampiri kita? Aha, pertanyaan bagus. Dari pengalaman yang saya lakukan selama ini, tidaklah repot sebab itu. Ia hanya memerlukan komitmen dan konsistensi diri. Ia adalah positive mindset (pola pikir positif). Ya, berpikir positif atas semua yang menimpa kita.

Bertanyalah ‘apa’ bukan ‘mengapa’ untuk melahirkan pola pikir yang positif. Misalkan, Anda terkena musibah, kehilangan uang. Maka tanyakanlah “Apa hikmah dari musibah ini?” bukan “Mengapa harus terjadi kepada saya?”

Pertanyaan terakhir (mengapa), itu tidak memberikan solusi, yang ada hanyalah memperpanjang penderitaan, karena biasanya akan muncul pertanyaan-pertanyaan lain. Tapi pertanyaan pertama (apa) akan segera menghasilkan jawaban. Misalkan dari kasus tadi dengan bertanya, “Apa hikmahnya?” maka otomatis nurani kita akan menjawab, “Oh, saatnya saya bersedekah. Karena memang saya akui, saya jarang atau bahkan hampir tidak pernah bersedekah selama ini. Baiklah, saya ikhlaskan, semoga menjadi amalan hasanah (kebaikan).” Nah, lebih enak dan melegakan, ya kan?

Maka, usaha kita dalam menarik kebaikan dan kebahagiaan adalah dengan memperkuat magnet positif dalam pola pikir kita. Awali dengan berupaya untuk menemukan ‘hikmah’ yang tersembunyi didalamnya. Ingat, pasti ada hikmah disetiap kejadian. Maka dengannya, magnet postif ini akan semakin menguat dan menguat, hingga pada akhirnya, harapan kebaikan dan kebahagiaan, dapat kita raih. Amiin …

Wallahu’alam bish showab …


Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia


View Details

Selasa, 27 Maret 2012

BBM Naik ...

BBM Naik???
Masih rencana seh katanya, namun tampaknya, rencana itu akan terealisasi. Maka wajar jika, hari ini, Jakarta dan beberapa daerah lain di Nusantara, di isi dengan demonstrasi massa. 

Pemerintah mengeluarkan lagi kebijakan BLT???
Bagitulah kiranya, sebagai "obat penawar" rakyat yang semakin tercekik. Yang menjadi persoalan adalah ada kesan, kalau rakyat itu bisa di "suap" dengan uang. Artinya, rakyat yang pada awalnya "marah" namun ketika diberi uang, maka akan diam. Ah, seperti sebuah "penghinaan" halus terselubung ya ...

Eh, katanya Pak SBY sedang berada di luar negeri???
Benar, terakhir ada kabar, SBY sedang di Beijing, kunjungan kenegaraan katanya. Terus, tidak lama kok disana, begitu menurut kabar dari Istana. Wah, ini semacam "relaksasi" menjelang "menyengsarakan" rakyat. Ih, ngeri ya terdengarnya?

BBM naik demi menyelamatkan perekonomian nasional???
Ya begitulah kira-kira alasan utamanya.Yang menjadi persoalan, solusi untuk rakyat tidaklah solutif. BLT selain "suap" bagi rakyat, juga tidaklah menjadikan rakyat lebih "sejahtera" hidupnya. Alangkah lebih baik jika, ketika BBM dinaikkan, subsdidi BLT untuk pembangunan infrastruktur sekolah, jembatan, atau sarana umum lainnya. Sehingga lebih "terasa" oleh rakyat.

Lalu, apa sebaiknya yang kita lakukan???
Pertanyaan bagus. BBM naik, tampaknya tidak akan bisa "dibatalkan" kecuali ada muatan politik. Nah, BBM naik, kita naikkan juga "kualitas" kehidupan kita. Lho? Ya, kita naikkan kualitas dengan lebih mengoptimalkan potensi diri sehingga dengannya, "keran pendapatan" kita pun bertambah. Ketika pendapatan bertambah, maka, kita masih bisa membeli BBM tuh. Haha, kita ambil hikmahnya sajah ya ...

Sudahlah, yuk kita jadikan diri ini menjadi lebih Benar-Benar Mandiri (BBM). Okay ...

Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho | MSB
Mindesetter SuksesBahagia


View Details

Senin, 26 Maret 2012

Kisah Siti Penjual Bakso


Siti adalah seorang anak yatim yang harus ikut bekerja membiayai hidupnya dan ibunya dengan berjualan bakso keliling. Siti Pedagang Bakso cilik tinggal di Desa Karangkamulyan, Kec. Cihara, Kabupaten Lebak, Banten Selatan.

Siti, ditinggal mati ayahnya sejak usia 2 tahun. Kini Siti berumur 7 tahun. Sehari-hari sepulang sekolah Siti masih harus berkeliling kampung menjajakan bakso. Karena ia masih anak-anak, tentu belum bisa mendorong rombong bakso. Jadi bakso dan kuahnya dimasukkan dalam termos nasi yang sebenarnya terlalu besar untuk anak seusianya. Termos seukuran itu berisi kuah tentu sangat berat.

Tangan kanan menenteng termos, tangan kiri menenteng ember plastik hitam berisi mangkok-mangkok, sendok kuah, dan peralatan lain. Dengan terseok-seok menenteng beban seberat itu, Siti harus berjalan keluar masuk kampung, terkadang jalanannya menanjak naik. Kalau ada pembeli, Siti akan meracik baksonya di mangkok yang diletakkan di lantai. Maklum ia tak punya meja. Terkadang jika ada anak yang membeli baksonya, Siti ingin bisa ikut mencicipi. Tapi ia terpaksa hanya menelan ludah, menahan keinginan itu. Setelah 4 jam berkeliling, ia mendapat upah 2000 perak saja! Kalau baksonya tak habis, upahnya hanya Rp. 1000,- saja. Lembaran seribuan lusuh berkali-kali digulung-gulungnya.


Sampai di rumah, Siti tak mendapati siapapun. Ibunya jadi buruh mencangkul lumpur di sawah milik orang lain. Tak setiap hari ia mendapat upah uang tunai. Terkadang ia hanya dijanjikan jika kelak panenan berhasil ia akan mendapatkan bagi hasilnya. Setiap hari kaki Ibunda Siti berlumur lumpur sampai setinggi paha. Ia hanya bisa berharap kelak panenan benar-benar berhasil agar bisa mendapat bayaran.

Hari itu Siti ingin bisa makan kangkung. Ia pergi ke rumah tetangganya, mengetuk pintu dan meminta ijin agar boleh mengambil kangkung. Meski sebenarnya Siti bisa saja langsung memetiknya, tapi ia selalu ingat pesan Ibunya untuk selalu minta ijin dulu pada pemiliknya. Setelah diijinkan, Siti langsung berkubang di empang untuk memetik kangkung, sebatas kebutuhannya bersama Ibunya. Petang hari Ibunya pulang. Siti menyerahkan 2000 perak yang didapatnya. Ia bangga bisa membantu Ibunya. Lalu Ibunya memasak kangkung hanya dengan garam. Berdua mereka makan di atas piring seng tua, sepiring nasi tak penuh sepiring, dimakan berdua hanya dengan kangkung dan garam. Bahkan ikan asin pun tak terbeli, kata Ibunda Siti.

Bayangkan, anak sekecil itu, pulang sekolah menenteng beban berat jualan bakso keliling kampung, tiba di rumah tak ada makanan. Kondisi rumahnya pun hanya sepetak ruangan berdinding kayu lapuk, atapnya bocor sana-sini. Sama sekali tak layak disebut rumah. Dengan kondisi kelelahan, dia kesepian sendiri menunggu Ibunya pulang hingga petang hari.


Sering Siti mengatakan dirinya kangen ayahnya. Ketika anak-anak lain di kampung mendapat kiriman uang dari ayah mereka yang bekerja di kota, Siti suka bertanya kapan ia dapat kiriman. Tapi kini Siti sudah paham bahwa ayahnya sudah wafat. Ia sering mengajak Ibunya ke makam ayahnya, berdoa disana. Makam ayahnya tak bernisan, tak ada uang pembeli nisan. Hanya sebatang kelapa penanda itu makam ayah Siti. Dengan rajin Siti menyapu sampah yang nyaris menutupi makam ayahnya. Disanalah Siti bersama Ibunya sering menangis sembari memanjatkan doa. Dalam doanya Siti selalu memohon agar dberi kesehatan supaya bisa tetap sekolah dan mengaji. Keinginan Siti sederhana saja : bisa beli sepatu dan tas untuk dipakai sekolah sebab miliknya sudah rusak.
Sahabat,

Minggu pagi kemarin, di TV One (Apa kabar Indonesia Pagi) Siti kembali tampil didampingi ibu dan saudaranya. Saya yang sudah mengetahui ‘kisah’ Siti, tertarik untuk mengikuti acara itu. Dan, suasana haru saya rasakan bersama istri, ketika ada salah satu dermawan (kalau tidak salah bernama Bapak Hamka), memberikan bantuan bea-siswa buat Siti, dari SD hingga Perguruan Tinggi, bahkan disiapkannya lapangan pekerjaan untuknya. Allahu Akbar !!! Saya berkata kepada istri saya, “Kapan kita seperti pak Hamka ya?”

Sahabat,

Kisah Siti memberikan inspirasi tersendiri bagi saya. Saya belajar ‘HIDUP’ darinya. Ya, hidup untuk dijalani dengan hati yang tangguh, tiada mengeluh. Hidup yang pasti ada ‘jalan keluar’ atas setiap permasalahnnya. Hidup yang ikhlas dan tawakal. Hidup yang tidak ‘menyalahkan’ Tuhan. Hidup penuh kesyukuran. Hidup yang optimis. Dan, saya diajari oleh Siti juga, mengenai hidup yang bermakna. Ya, ia begitu bermakna bagi ibunya. Ini adalah pecutan dahsyat bagi saya, sudahkah saya (dan juga Anda) memiliki nilai atau bermakna bagi orang-tua, ayah dan ibu saya?

Video tentang Siti disini

Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia




Referensi: http://www.ronywijaya.web.iddengan beberapa tambahan.



View Details

Orang Pinggiran - Derai Harap Bocah Penjual Bakso ( SITI )

[youtube http://www.youtube.com/watch?v=i_U-w6p8ANU?fs=1]

View Details

Sabtu, 24 Maret 2012

Tiga Kunci Hidup Bahagia


Dari Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang bertasbih setelah shalatnya sebanyak tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh tiga kali lalu menyempurnakan seratus dengan Laa Ilaaha Illallah Wahdahu Laa Syariika Lahu, Lahul Mulku wa Lahul Hamdu, Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai’in Qodiir, maka segala kesalahannya akan diampuni walaupun sebesar buih di lautan.” (HR. Muslim)

Hadist di atas adalah dalil mengenai wirid yang dicontohkan Nabi selepas menjalankan shalat. Hampir semua yang muslim, mengamalkan wirid tersebut, yaitu membaca tasbih (Subhanallah) 33 kali, tahmid (Alhamdulillah) 33 kali, dan takbir (Allahu Akbar) 33 kali, serta diakhiri dengan kalimat tauhid. Aha, kecuali bagi Anda (yang muslim) setelah sholat pake doa “allahumma lantas jalan …” (astaghfirullah…).

Lebih lengkap hadits tersebut juga menyampaikan ‘manfaat’ dari wirid yang dicontohkan Nabi, yaitu akan diampuninya segala kesalahan walaupun sebesar buih di lautan. Wah, Allah baik banget ya …

Nah, pada kesempatan ini, saya akan mencoba ‘membedah’ maksud dan tujuan lain dari wirid ma’tsur ini. Ternyata ada rehasia dibalik sunnah yang dicontohkan Nabi.

Wirid tersebut memberikan pelajaran kehidupan kepada kita. Artinya, kalau hidup kita ingin bermakna, penuh kebahagiaan atas keberkahan dari Allah SWT, kita harus memiliki setidaknya tiga kunci kehidupan, dan kita gunakan selalu kunci itu. Tiga kunci itu adalah pencerminan atas makna tasbih, tahmid, dan takbir. 


Kunci pertama, tasbih (subhanallah). Subhanallah kalau diterjemahkan bebas dalam Bahasa Indonesia adalah Maha Suci Allah. Ya, kesucian itu hanya milik Allah. Kita, manusia, sebagai mahluk, tentu jauh dari ‘kesucian’. Kita sarat dengan dosa dan noda. Kita sarat dengan kesalahan, baik kesalahan kepada-Nya, ataupun kesalahan terhadap sesama manusia.

Oleh karenanya, tak perlu kita dipusingkan dengan kesalahan yang orang lain perlakukan kepada kita, tak perlu hidup kita tercuri kebahagiannya hanya karena dendam atas perbuatan yang orang lain perlakukan kepada kita. Mengapa? Ya tadi, karena hidup kita sebagai mahkluk tak akan pernah lepas dari kesalahan (ucapan atau tindakan). Orang lain pernah berbuat salah dan menyakiti hati kita, dan kita pun tidak menutup kemungkinan, pernah berbuat sesuatu yang membuat orang lain sakit hati karenanya. Lalu?

MAAFKANLAH ! Ya, memaafkan adalah anak kunci atas cermin bertasbih. Memaafkan adalah bentuk refleksi diri, bentuk kesadaran diri, jika diri ini juga tidak bisa lepas dari kesalahan terhadap orang lain.Memaafkan akan mengahadirkan ketenangan dan kebahagiaan hidup yang tak ternilai. Sungguh, keengganan untuk memaafkan kesalahan orang lain, hanya akan membuat hidup kita tersiksa.

Kunci kedua tahmid (Alhamdulillah). Ucapan Alhamdulillah adalah syukur bi lisan. Ya, BERSYUKURLAH atas apa saja yang kita dapatkan dari-Nya.

Kehidupan yang Dia berikan, berfungsinya organ-organ tubuh kita, melimpahnya oksigen di udara, segarnya sinar pagi matahari, segarnya air dikala panas terik menerjang, indahnya alam yang terlihat lewat mata, merdunya suara nyanyian alam yang terdengar lewat telinga, dan nikmat-nikmat lainnya, lebih patut kita syukuri dari pada berfokus diri pada kekecewaan, ketidak-puasan, masalah, musibah, atau kegagalan. Karena, jika dibandingkan, sungguh, lebih banyak nikmat dan kasih-sayang-Nya.

Nah, syukur, berucap Alhamdulillah, yang kita aplikasikan dalam kehidupan, akan menghadirkan hidup yang lebih bernilai. Akan menghadirkan hidup lebih bahagia.

Kunci ketiga takbir (Allahu Akbar). Allahu Akbar ! Allah Maha Besar ! Ya, kebesaran adalah milik-Nya. Maka, bersandarlah kepada-Nya. Betapa masalah-masalah kehidupan itu maha kecil. Ucapkanlah selalu, “Wahai masalah, saya punya Allah Yang Maha Besar.” Bukan seperti ini,”Ya Allah, besarnya masalah ini.”

Dengan menyertakan Allah dalam setiap masalah, semua akan menjadi mudah, dan akhirnya, kedamaian dan kebahagiaan hidup akan kita raih. Berani coba ?!

Sahabat,

Memaafkan, Bersyukur, dan Bersandar kepada Yang Maha Besar, adalah kunci-kunci kehidupan menuju kebahagiaan dan kedamaian. Wirid yang disunnahkan, tidak sebatas rutinitas spiritual belaka. Ada makna tersembunyi yang harus kita ejewantahkan ke dalam kehidupan ini.

Terakhir, sempurnakan dengan kalimah tauhid, “Laa Ilaaha Illallah Wahdahu Laa Syariika Lahu, Lahul Mulku wa Lahul Hamdu, Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai’in Qodiir,” Insya Allah, hidup semakin damai dan bahagia bersama-Nya.


Semoga Bermanfaat !!!


Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia

View Details

Kamis, 22 Maret 2012

Semua Orang Peting !

Pada suatu waktu, office boy (OB) di kantor absen, menurut kabar, dia sakit. Otomatis, rekan-rekan kantor yang lain jadi ‘direpotkan’ oleh kebutuhannya sendiri. Lho? Ya, setiap hari, ketika ada OB, pengadaan konsumsi makan siang, kami semua tinggal memanggilnya, dan siaplah makan siang kami. Nah, ketika OB tidak masuk, kami ‘sibuk’ mencari makan siang sendiri.  Kebersihan ruangan kerja atau kamar kecil-pun menjadi tidak terurus. Ah, betapa berharga dan pentingnya seorang OB bagi kami. Padahal, selama ini, pekerjaan OB kadang dipandang sebelah mata.

Sahabat,

Istilah orang penting terlalu sering digambarkan dengan para pejabat yang berkuasa, bos konglomerat, atlit berprestasi, artis ternama, dan sebagainya. Kenyataannya, setiap orang adalah penting. Setiap kehidupan adalah penting. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain. Anda semua penting. Kita penting. OB penting. Manajer penting. Intinya, orang-orang yang ada disekitar kita itu penting.

Setiap orang memiliki sesuatu yang bisa disumbangkan pada kehidupan. Setiap orang bisa membuat perbedaan bernilai positif bagi kehidupan, sesuai dengan porsinya. Dan semua orang memerlukan hidupnya semakin bernilai bagi yang lainnya setiap saat.

Oleh karena itu, hargailah orang-orang disekitar kita. Tanpa kita sadari, keberhasilan dan kesuksesan kita dalam hidup dan kehidupan ini, adalah karena adanya peranan penting orang-orang disekitar kita. Mereka memberikan kontribusi bagi kehidupan kita. Ya, kita kan mahluk social, kan?



Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia

View Details

Rabu, 21 Maret 2012

NIKMATI KOPINYA, BUKAN CANGKIRNYA !


Sekelompok alumni mahasiswa yang telah mapan dalam karir, masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stress di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir bergabagai jenis dari porselin, plastic, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa di antara gelas mahal dan leinnya sangat indah. Professor berkata kepada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.
Setelah semua mahasiswa mendapat secangkir kopi di tangan, professor berkata, “Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tersisa hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Sangat normal kalian memilih yang terbaik bagi diri sendiri. Tapi sebenarnya, itulah yang menjadi sumber masalah kalian.”

“Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak memengaruhi kualitas kopi. Sebab, yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukan cangkirnya. Namun, kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memrhatikan cangkir orang lain,” terang professor.
“Anak-anakku, kehidupan yang kita arungi saat ini tidak ubahnya seperti kopi. Sedangkan pekerjaan, uang, kekayaan, pangkat dan jabatan, atau posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali kerena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan untuk kita.”
Sahabat SuksesBahagia,
Kualitas diri ditentukan oleh sejauh mana kita mampu memaknai hidup dan kehidupan ini. Kualitas diri tidak ditentukan oleh “pakaian” yang kita miliki. Pernahkah kita bertanya untuk apa kita diciptakan Tuhan? Karena ternyata tidak sedikit manusia yang belum mengerti untuk apa dia dilahirkan ke dunia ini. Sehingga mereka berbuat sesuka hatinya, merusak alam, menebar fitnah, menebar kebencian, saling memusuhi dan membenci sesama manusia. Padahal kita diciptakan adalah sebagai khalifah Tuhan di bumi ini. Kita harus menebarkan kasih-sayang, saling menghargai, menjaga bumi ini dengan kedamaian jauh dari permusuhan dan kebencian.
Kualitas diri juga terlihat dari “ketahanan diri” dalam menghadapi segala kesulitan dan masalah kehidupan. Sama seperti kopi, kopi adalah simbol ketahanan kualitas diri. Air tidak mengubahnya. Justru kopi-lah mengubah air. Air yang semakin panas akan menambah ”kenikmatan”. Begitulah dengan diri kita, hendaklah seperti kopi. Air panas kehidupan ibarat masalah-masalah dan kesulitan yang harus kita hadapi setiap waktu. Tapi jadikanlah itu sebagai ”wahana” untuk kita semakin berkualitas.
Salam SuksesBahagia!!!

Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia




View Details

Senin, 19 Maret 2012

Pasti Ada Hikmah Dari Setiap Kejadian


Alkisah. Disebuah kerajaan kuno, terdapat seorang penasehat raja yang jika ditanya pendapat atas setiap kejadian yang menimpa kerjaan tersebut, dia selalu menjawab “Pasti ada hikmah disetiap kejadian yang menimpa negeri ini”. Sehingga kadang membuat raja marah dan tersinggung, karena merasa diabaikan permintaan pendapatnya itu.
Pada suatu hari, raja sedang makan bersama keluarga. Tiba-tiba ketika makan, pisau yang dipakai untuk memotong daging, melukai jari telunjuk raja dengan sangat dalam dan mengeluarkan darah yang banyak. Setelah beberapa hari, ternyata luka tersebut menjadikan telunjuk raja harus diamputasi karena infeksi akut. Maka, hilanglah jari telunjuk raja. Maka raja bertanya kepada penasehatnya, mengapa hal itu bisa terjadi pada seorang raja. Dan lagi-lagi, penasehat hanya menjawab,” Tuanku, tidak perlu bersedih dan merasa kecil hati. Bersabarlah, pasti akan ada hikmah dibalik semua ini.”

Saking jengkelnya dengan jawaban penasehat yang selalu itu-itu saja, raja akhirnya memenjarakan penasehat itu karena dianggap tidak cerdas bahkan ada kesan menyepelekan raja. Penasehat raja-pun dipenjarakan untuk beberapa tahun.
Selang beberapa minggu kemudian, raja berhasrat untuk berburu rusa ke hutan. Maka beliau mengajak beberapa petinggi kerjaan kecuali penasehatnya yang terpenjara. Sesampainya di hutan, raja begitu senangnya berburu (hobinya kali yak). Karena keasyikan berburu, raja tersesat dan terpisah dari rombongan kerajaan. Raja pun kebingungan dan mulai tampak ketakutan karena sendirian di tengah hutan. Tiba-tiba datanglah segerombolan mahluk aneh (mungkin mirip suku dayak kali yak) dan menangkap raja. Ternyata, setelah ditangkap, raja itu akan dijadikan korban buat sesembahan mehluk aneh tersebut. Raja semakin ketakutan dan beberapa lintasan negatif-pun muncul dalam pikirannya.
Namun pada saat akan dikorbankan, sang kepala mahluk aneh itu melihat jari telunjuk raja tidak ada. Maka diapun marah dan menyalahkan pasukannya yang telah menangkap raja itu. Menurutnya, sesembahannya tidak akan menerima korban yang cacat walau sedikitpun. Akhirnya raja dilepaskan. Setelah dilepaskan raja ditemukan lemas kelaparan oleh prajurit yang ikut dalam rombongan perburuan.
Raja kembali ke istana. Di istana, raja merenungi kejadian yang baru saja menimpa dirinya. Dia tersadarkan, benar, ada hikmah dibalik setiap kejadian. Andai saja jari telunjuknya masih ada, dia sudah terbunuh dijadikan korban oleh mahluk aneh di tengah hutan. Akhirnya raja membenarkan penasehatnya yang selalu berkata ada hikmah disetiap kejadian. Raja membebaskan penasehat.
Raja berkata kepada penasehat,”Penasehat, kau benar, ada hikmah disetiap kejadian. Andai jari telunjuk saya masih ada, saya sudah dijadikan korban oleh mahluk aneh di tengah hutan. Terima kasih penasehat.”
Penasehat menjawab,”Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada raja yang telah menyelamatkan nyawa saya.”
“Lho, menyelamatkan bagaimana”
“Kalau saya tidak dipenjara, saya akan ikut bersama rombongan untuk berburu. Dan sebagai penasehat, saya akan selalu Neraca disamping paduka raja sampai ketika raja tersesat dan tertangkap mahluk aneh. Ketika saya ada disana, saya yang akan dijadikan korban. Tapi karena saya dipenjara, maka saya tetap ada disini. Inilah hikmah ketika saya dipenjara.”
PASTI ADA HIKMAH DISETIAP KEJADIAN !!!


Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia

View Details

Sabtu, 17 Maret 2012

Jadilah Seperti Air ...


Sahabat, kali ini saya akan berbagi hikmah, hikmah yang saya dapatkan dari seorang sahabat. Penting kiranya, saya menyampaikan hikmah ini kepada Anda semua. Bukankah kita harus berbagi hikmah ?


Mari kita simak bersama :



"Janganlah selalu menyelesaikan masalah dengan KEKUATAN dan KEKERASAN, akan lebih baik dan damai menyelesaiakannya dengan KELEMBUTAN...ini akan lebih INDAH dan mencapai tujuan kita"

Untuk memahami hal ini mari kita mengambil Hikmah tulisan sahabat kita Kamila Vyndarti:

Kisah BESI dan AIR

Ada dua benda yang bersahabat karib yaitu BESI dan AIR.
Besi seringkali BERBANGGA Akan DIRINYA SENDIRI.
Ia sering Menyombong kepada Sahabatnya :
"Lihat ini aku, Kuat dan Keras. Aku Tidak Seperti Kamu yang Lemah dan Lunak"
Air hanya Diam Saja Mendengar Tingkah Sahabatnya.

Suatu hari Besi Menantang Air Berlomba untuk Menembus Suatu Gua dan
Mengatasi Segala Rintangan yang ada di sana.

Aturannya :
"Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka
maka ia dinyatakan menang."

Besi dan Air pun mulai berlomba :
Rintangan pertama mereka ialah
mereka harus melalui Penjaga Gua itu yaitu Batu-batu yang Keras dan Tajam.
Besi mulai Menunjukkan Kekuatannya,
Ia Menabrakkan Dirinya ke batu-batuan itu.
Tetapi karena Kekerasannya batu-batuan itu Mulai Runtuh Menyerangnya
dan Besi pun Banyak Terluka di sana - sini karena Melawan Batu-batuan itu.

Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk
melawan bebatuan itu,
ia lembut Mengikis Bebatuan itu sehingga Bebatuan lainnya Tidak Terganggu
dan Tidak Menyadarinya,
ia Hanya Melubangi Seperlunya Saja untuk Lewat tetapi Tidak Merusak Lainnya.
Score Air dan Besi 1 : 0 untuk rintangan ini.

Rintangan kedua mereka ialah
mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua.
Besi Merasakan Kekuatannya,
ia Mengubah Dirinya menjadi Mata Bor yang Kuat dan
ia Mulai Berputar untuk Menembus Celah-celah itu.
Tetapi celah-celah itu ternyata Cukup Sulit untuk Ditembus,
semakin Keras ia berputar memang celah itu Semakin Hancur tetapi
ia pun juga semakin terluka.

Air dengan Santainya Merubah Dirinya Mengikuti Bentuk Celah-celah itu.
Ia Mengalir Santai dan karena Bentuknya yang Bisa Berubah
ia Bisa dengan Leluasa tanpa Terluka Mengalir Melalui Celah-celah itu dan
tiba dengan Cepat Didasar Gua.
Score air dan besi 2 : 0

Rintangan ketiga ialah
mereka harus dapat melewati Suatu Lembah dan
tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini,
ia tidak tahu harus berbuat apa,
akhirnya ia berkata kepada air :
"Score kita 2 : 0,
Aku akan Mengakui Kehebatanmu jika engkau dapat
melalui rintangan terakhir ini !"

Air pun Segera Menggenang
sebenarnya ia pun Kesulitan Mengatasi Rintangan ini,
tetapi kemudian ia Membiarkan Sang MATAHARI Membantunya untuk Menguap.
Ia Terbang dengan Ringan Menjadi Awan,
kemudian ia Meminta Bantuan ANGIN untuk Meniupnya ke Seberang
dan Mengembunkannya.
Maka Air Turun sebagai HUJAN.
Air Menang Telak atas Besi dengan score 3 : 0.

JADIKANLAH HIDUPMU seperti AIR.
Ia Dapat Memperoleh Sesuatu dengan Kelembutannya Tanpa Merusak dan
Mengacaukan karena dengan Sedikit Demi Sedikit ia Bergerak tetapi
ia Dapat Menembus Bebatuan yang Keras.

Ingat HATI SESEORANG Hanya Dapat Dibuka dengan Kelembutan dan
Kasih Bukan dengan Paksaan dan Kekerasan.
KEKERASAN Hanya Menimbulkan DENDAM dan PAKSAAN hanya
Menimbulkan KEINGINAN Untuk Membela Diri.

Air Selalu Merubah Bentuknya Sesuai dengan Lingkungannya,
ia FLEXIBEL dan Tidak Kaku karena itu ia Dapat Diterima oleh Lingkungannya dan
Tidak Ada yang Bertentangan dengan Dia.

Air Tidak Putus Asa, Ia Tetap Mengalir Meskipun Melalui Celah Terkecil Sekalipun.
Ia Tidak Putus Asa.

Dan Sekalipun Air Mengalami Suatu Kemustahilan untuk MENGATASI MASALAHNYA,
Padanya Masih Dikaruniakan Kemampuan untuk MERUBAH DIRI MENJADI UAP.

(Kamila Vyndarti)

Sahabat,


Walaupun air pun bisa KERAS seperti Tsunami, banjir dan hujan badai....tapi itu adalah kondisi di luar kebiasaan...

Semoga kita bisa menghambil hikmah...


Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia

View Details

Jumat, 16 Maret 2012

Obat Hati ...


Sahabat, 

Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi mengenai obat hati yang paling mujarab. Ya, obat hati, obat qalbu kita, yang terkadang merasa 'galau' dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Obat hati ini, saya nukil dari buku manajemen qalbu terkenal, La Tahzan karya ulama besar Al-Qarni. Semoga bermanfaat ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain,
Melapangkan Dada

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya, dan kebaikan sebaik rasanya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya.

Mereka akan merasakan "buah"nya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga, mereka pun selalu lapang dada, tenang, tenteram dan damai.

Ketika diri Anda diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama manusia, niscaya Anda akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Sedekahilah orang yang papa, tolonglah orang-orang yang terzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya Anda akan merasakan kebahagiaan dalam semua sisi kehidupan Anda!

Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan manfaat psikologis dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik orang-orang yang berhati baik dan bersih. Menebar senyum manis kepada orang-orang yang "miskin akhlak" merupakan sedekah jariyah. Ini, tersirat dalam tuntunan akhlak yang berbunyi, "... meski engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah berseri."
(Al-Hadits)

Sedang kemuraman wajah merupakan tanda permusuhan sengit terhadap orang lain yang hanya diketahui terjadinya oleh Sang Maha Gaib. Seteguk air yang diberikan seorang pelacur kepada seekor anjing yang kehausan dapat membuahkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Ini merupakan bukti bahwa Sang Pemberi pahala adalah Dzat Yang Maha Pemaaf, Maha Baik dan sangat mencintai kebajikan, serta Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.

Wahai orang-orang yang merasa terancam oleh himpitan kesengsaraan, kecemasan dan kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman kebajikan, sibukkan diri kalian dengan memberi, mengunjungi, membantu, menolong, dan meringankan beban sesama. Dengan semua itu, niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan dalam semua sisinya; rasa, warna, dan juga hakekatnya.

{Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Rabb-nya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.}
(QS. Al-Lail: 19-21)


Ganti Itu dari Allah

Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari Anda, kecuali Dia menggantinya dengan yang lebih baik. Tetapi, itu terjadi apabila Anda bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapan-Nya.

"Barangsiapa Kuambil dua kekasihnya (matanya) tetap bersabar, maka Aku akan mengganti kedua(mata)nya itu dengan surga." (Al-Hadits)

dan,

"Barangsiapa Kuambil orang yang dicintainya di dunia tetap mengharapkan ridha(Ku), niscaya Aku akan menggantinya dengan surga." (Al-Hadits)

Yakni, barangsiapa kehilangan anaknya tetap berusaha untuk bersabar, maka di alam keabadian kelak akan dibangunkan untuknya sebuah Baitul Hamd (Istana Pujaan).

Maka, Anda tak usah terlalu bersedih dengan musibah yang menimpa Anda, sebab yang menentukan semua itu adalah Dzat yang memiliki surga, balasan, pengganti, dan ganjaran yang besar.

Para waliyullah yang pernah ditimpa musibah, ujian dan cobaan akan mendapatkan penghormatan yang agung di surga Firdaus. Itu tersirat dalam
firman-Nya,

{Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu.}
(QS. Ar-Ra'd: 24)

Betapapun, kita harus selalu melihat dan yakin bahwa di balik musibah terdapat ganti dan balasan dari Allah yang akan selalu berujung pada kebaikan kita. Dengan begitu, kita akan termasuk,

{Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempuma dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.}
(QS. Al-Baqarah: 157)

Ini merupakan ucapan selamat bagi orang-orang yang mendapat musibah dan kabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana.

Umur dunia ini sangat pendek dan gudang kenikmatannya pun sangat miskin. Adapun akhirat, lebih baik dan kekal. Sehingga, barangsiapa di dunia mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak, dan barangsiapa hidup sengsara di dunia ia akan hidup bahagia di akhirat.

Lain halnya dengan mereka yang memang lebih mencintai dunia, hanya mendambakan kenikmatan dunia saja, dan lebih senang pada keindahan dunia. Hati mereka akan selalu gundah gulana, cemas tidak mendapatkan kenikmatan dunia dan takut tidak nyaman hidupnya di dunia. Mereka ini hanya menginginkan kenikmatan dunia saja, sehingga mereka selalu memandang musibah sebagai petaka besar yang mematikan. Mereka juga akan memandang setiap cobaan sebagai sesuatu yang gelap gulita selamanya. Ini adalah karena mereka selalu memandang ke arah bawah telapak kakinya dan hanya mengagungkan dunia yang sangat fana dan tak berharga ini.

Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah selalu menurunkan sesuatu kepada para hamba-nya dengan "surat ketetapan" yang di sela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, empati, pahala, ada balasan, dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikir yang panjang. Dengan begitu, ia akan menyaksikan bahwa buah manis dari musibah itu adalah:

{Lalu, diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.}
(QS. Al-Hadid: 13)

Dan sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik, lebih abadi, lebih utama, dan lebih mulia.

"Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang."

Kejujuran itu kekasih Allah. Keterusterangan merupakan sabun pencuci hati. Pengalaman itu bukti. Dan seorang pemandu jalan tak akan membohongi rombongannya. Tidak ada satu pekerjaan yang lebih melegakan hati dan lebih agung pahalanya, selain berdzikir kepada Allah.

{Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.}
(QS. Al-Baqarah: 152)


Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka, siapa yang tak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di akhirat kelak. Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari pelbagai kerisauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir merupakan jalan pintas paling mudah untuk meraih kernenangan dan kebahagian hakiki. Untuk melihat faedah dan manfaat dzikir, coba perhatikan kembali beberapa pesan wahyu Ilahi. Dan cobalah mengamalkannya pada hari-hari Anda, niscaya Anda akan mendapatkan kesembuhan.

Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan, dengan berdzikir kepada-Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh dengan sendirinya.

Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah senantiasa bahagia dan tenteram hidupnya. Itulah yang memang seharusnya terjadi. Adapun yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-orang yang lalai dari berdzikir kepada Allah itu justru menyembah berhala-berhala dunia. Padahal,

[(Berhala-berhala) itu mati tidak hidup dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.]
(QS. An-Nahl: 21)

Wahai orang yang mengeluh karena sulit tidur, yang menangis karena sakit, yang bersedih karena sebuah tragedi, dan yang berduka karena suatu musibah, sebutlah nama-Nya yang kudus! Betapapun,

{Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut
disembah)?}
(QS. Maryam: 65)

Semakin banyak Anda mengingat Allah, pikiran Anda akan semakin terbuka, hati Anda semakin tenteram, jiwa Anda semakin bahagia, dan nurani Anda semakin damai sentausa. Itu, karena dalam mengingat Allah terkandung nilai-nilai ketawakalan kepada-Nya, keyakinan penuh kepada- Nya, ketergantungan diri hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa mendengar ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jika dimohon. Rendahkan dan tundukkan diri Anda ke hadapan-Nya, lalu sebutlah secara berulang-ulang nama-Nya yang indah dan penuh berkah itu dengan lidah Anda sebagai pengejawantahan dari ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan ampunan Anda kepada-Nya.

Dengan begitu, niscaya Anda — berkat kekuatan dan pertolongan dari-Nya — akan mendapatkan kebahagiaan, ketenteraman, ketenangan, cahaya penerang dan kegembiraan. Dan,

{Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang baik di akhirat.}
(OS. Ali 'Imran: 148)


Shalat.... Shalat....

{Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertohngan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.}
(QS. Al-Baqarah: 153)

Jika Anda diliputi ketakutan, dihimpit kesedihan, dan dicekik kerisauan, maka segeralah bangkit untuk melakukan shalat, niscaya jiwa akan kembali tenteram dan tenang. Sesungguhnya, shalat itu — atas izin Allah — sangatlah cukup untuk hanya sekadar menyirnakan kesedihan dan kerisauan.

Setiap kali dirundung kegelisahan, Rasulullah s.a.w. selalu meminta kepada Bilal ibn Rabbah, "Tenangkanlah kami dengan shalat, wahai Bilal."
 
(Al-Hadits) Begitulah, shalat benar-benar merupakan penyejuk hati dan sumber kebahagian bagi Rasulullah s.a.w.

Saya telah banyak membaca sejarah hidup beberapa tokoh kita. Dan umumnya, mereka sama dalam satu hal: saat dihimpit banyak persoalan sulit dan menghadapi banyak cobaan, mereka meminta pertolongan kepada Allah dengan shalat yang khusyu'. Begitulah mereka mencari jalan keluar, sehingga kekuatan, semangat dan tekad hidup mereka pun pulih kembali.

Shalat Khauf diperintahkan untuk dikerjakan pada saat-saat genting. Yakni ketika nyawa terancam oleh hunusan pedang lawan yang dapat menyebabkan kekalahan. Ini merupakan isyarat bahwa sebaik-baik penenang jiwa dan penentram hati adalah shalat yang khusyu'. Bagi generasi umat manusia yang sedang banyak menderita penyakit kejiwaan seperti saat ini, hendaklah rajin mengenal masjid dan menempelkan keningnya di atas lantai tempat sujud dalam rangka meraih ridha dari Rabbnya.

Dengan begitu, niscaya ia akan selamat dari pelbagai himpitan bencana. Akan tetapi, bila ia tidak segera mengerjakan kedua hal tadi, niscaya air matanya justru akan membakar kelopak matanya dan kesedihan akan mehancurkan urat syarafnya. Maka, menjadi semakin jelas bahwa, seseorang tidak memiliki kekuatan apapun yang dapat mengantarkannya kepada ketenangan dan ketenteraman hati selain shalat. Salah satu nikmat Allah yang paling besar — jika kita mau berpikir — adalah bahwa shalat wajib lima waktu dalam sehari semalan dapat menebus dosa-dosa kita dan mengangkat derajat kita di sisi Rabb kita.

Bahkan, shalat lima waktu juga dapat menjadi obat paling mujarab untuk mengobati pelbagai kekalutan yang kita hadapi dan obat yang sangat manjur untuk berbagai macam penyakit yang kita derita. Betapapun, shalat mampu meniupkan ketulusan iman dan kejernihan iman ke dalam relung hati, sehingga hati pun selalu ridha dengan apa saja yang telah ditentukan Allah.

Lain halnya dengan orang yang lebih senang menjauhi masjid dan meninggalkan shalat. Mereka niscaya akan hidup dari satu kesusahan ke kesusahan yang lain, dari guncangan jiwa yang satu ke guncangan jiwa vang lain, dan dari kesengsaraan yang satu ke kesengsaraan yang lain.


Sumber : La-Tahzan


Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia

View Details
 

Labels

Popular Posts