Senin, 16 Mei 2011

Dalam 7 Hari Yang Telah Lalu

Hari Pertama,

Shalat tahajudku tertinggal, dan aku begitu sibuk dengan duniakau. Hingga dzuhurku kuselesaikan saat ashar mulai memanggil. Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan adzan maghrib. Isyapun terlaksana setelah acara TV selesai.

Hari Kedua,

Tahajudku tertinggal lagi. Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama.

Hari Ketiga,

Aku lalai lagi akan shalat tahajudku. Temanku menghadiahi novel best seller yang lebih dari 200 halaman. Dalam waktu yang tidak sampai 1 hari aku telah selesai membacanya. Tapi,,,, sangat enggan aku untuk membaca Al-Quran walau Cuma 1 juz satu hari. Al-Quran yang terdiri dari 114 surat, hanya 1,2 surat yang kuhafal itupun dengan terbata-bata. Tapi ketika temanku bertanya tentang novel tadi, betapa dengan mudah dan lancarnya aku menceritakan isi dari novel itu.

Hari Keempat,

Kembali aku lalai dangan tahajudku. Sorenya aku datang ke majelis taklim dengan niat mengaji. Tapi kubiarkan ustadzku yang sedang ceramah. Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman di samping kanan-kiri. Padahal maghrib tadi, betapa sulitnya aku merangkai kata-kata doa.

Hari Kelima,

Kembali tahajud kulalaikan. Aku pilih shaf (barisan) terbelakang saat shalat jum’at dan aku mengeluh ketika imam shalat terlalu panjang membaca surat. Padahal betapa dekatnya jarak ketika aku nonton TV dan betapa nikmat serunya perpanjangan waktu saat sepak bola berlangsung.

Hari Keenam,

Aku semakin lupa dengan tahajud. Kuhabiskan waktu di mall dan bioskop bersama teman-temanku. Demi memuaskan nafsu mata dan perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar. Aku lupa!! Pada saat ada pengemis jalanan, hanya uang dua ratus rupiah kuberikan itupun tanpa menoleh.

Hari Ketujuh,

Bukan hanya tahajudku yang tertinggal, shalat subuhku pun tertinggal. Aku bermalas-malasan di tempat tidur. Namun, selang beberapa menit di hari yang ke-tujuh ini, aku tersentak KAGET, mendengan kabar temanku kini telah terbungkus kain kaffan. Padahal baru tadi malam aku bersamanya. Dan tiga perempat malam tadi dia dengan missed call-nya mengingatkan aku untuk shalat tahajud.

KEMATIAN !!!

Kenapa aku baru gemetar mendengarnya???

Padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku. Dan dia bisa hinggap kapanpun dia mau.....

Duapuluh lima tahun lebih aku telah lalai.

Dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun,,,

Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunnah.

Aku kurang mensyukuri walaupun KAU tak pernah meminta.

Berkata ”KUNO” akan nasehat orang-tua padahal keringat dan air matanya menetes demi aku.

TUHAN, andai ini merupakan HIDAYAH, walaupun IMANKU belum seujung kuku hitam, AKU hanya ingin,, detik ini hingga nafasku yang saat ini tersisa... tahajud dan shalatku meninggalkan bekas, saat aku melipat sajadahku..

Amiinnnn.......................

KAMAL, Imam

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts