Jumat, 22 Februari 2013

Menyikapi Kemungkaran

quranAkhir-akhir ini, begitu banyak kasus kriminal terjadi disekeliling kita. Hanya karena dendam, orang tega membunuh anak dari orang yang ia dendami. Menculik anak orang, minta tebusan, lalu dibunuhlah anak culikannya itu. Begitu pula begitu teganya seorang ayah, memperkosa anak kandungnya sendiri, yang masih di bawah umur, hingga hamil. Ada apa dengan semua ini?

Sementara itu, sang penguasa, sibuk mengurus “dapur-nya” sendiri. Seakan hal itu lebih penting dan mendesak dari pada merosotnya ahlak dan moral bangsa ini. Ya, merosotnya “elektabilitas” lebih berbahaya baginya, daripada merosotnya ahlak di tengah ummat. Ada apa dengan negeri ini?



Hukum-pun semakin tidak jelas untuk apa fungsinya. Keadilan? Hm, tampaknya kita harus merelakan keadilan itu sirna, berganti dengan uang dan kepentingan segelintir orang. Dan, kita mengembalikan semuanya, mengembalikan keadilah itu kepada Allah SWT. Tapi kan, itu nanti di hari akhirat? Lalu, apa yang bisa kita lakukan?

Sahabat,

Rasulullah SAW bersabda:

“Siapapun diantara kamu yang melihat kemungkaran, hendaklah mengubahnya dengan tangannya, apabila tidak mampu dengan cara ini, hendaklah menggunakan lisannya, apabila dengan cara ini tidak mampu, hendaklah dengan hatinya, ddan demikian itu adalah termasuk selemah-lemahnya iman.“

(HR. Muslim)

Dari hadits diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa, ketika kita melihat kemungkaran (seperti yang saya sampaikan di atas), ada 3 (tiga) cara yang dapat kita lakukan untuk mencegahnya:

Dengan tangan

Yang dimaksud tangan bukanlah dengan cara kita menggunakan tangan kita untuk mencegah kemungkaran, seperti memukul, menampar dan lain sebagainya. Akan tetapi, tangan diartikan sebagai kekuasaan. Bagi mereka yang memiliki kekuasaan, hendaklah menggunakan kekuasaannya untuk mencegah kemungkaran (ah, penguasa-pun tampaknya sedang terlena dengan kemunkarannya). Kemudian, bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak mempunyai kekuasaan? Jangan khawatir, lakukan cara yang kedua,

Dengan lisan

Dengan cara kita gunakan lisan kita untuk menasehati serta memberkan bimbingan, sehingga mereka yang berbuat mungkar dapat menyadari bahwa apa yang dilakukan dilarang oleh agama, dilarang oleh Allah SWT. Apabila kita tidak mampu melakukan baik cara yang pertama maupun yang kedua, cukup kita lakukaan cara yang ketiga, yakni:

Dengan hati

Gunakan hati kita untuk mendoakan mereka yang berbuat kemungkaran, agar segera mendapatkan hidayah dari Allah, sehingga mereka bertaubat daan mereka berhenti mengerjakan perbuatan mungkar tersebut. Akan tetapi, cara yang ketiga ini, merupakan cerminan dari orang-orang mukmin yang lemah imannya.

Sahabat,

Semoga hati kita masih di beri “kepekaan” terhadap kemunkaran yang terjadi disekeliling kita. Setidaknya dengan hal itu, kita mesih memiliki kesadaran. Ya, sadarlah kita jika kita adalah wakil-Nya di muka bumi ini. Sadarlah jika kita adalah manusia pilihan, ummat terbaik.

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf (kebaikan), dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah."

(QS. Ali Imron [3] : 110)

Salam !!!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts