Kamis, 28 Februari 2013

Jadilah "Orang Tua" Sesungguhnya

ZyraDua hari lagi, Zyra, anak saya, genap satu tahun usianya. Bisa dibilang “tak terasa”, ternyata satu tahun sudah saya di amanahi oleh Allah SWT, untuk merawat dan mengembangkan anak. Hm, tersenyum jika, melihat dia sudah mulai hendak berjalan. Menirukan apa yang dilakukan orang tuanya. Tertawa. Teriak. Menangis. Mau “nenen”. Pernah suatu waktu, dia lagi pilek, sama bundanya dikasih tau, pake kain, taruh di hidung, keluarin lendirnya. Eh, dia bisa,,,, haha, terharu saya di buatnya. Anakku, kamu cerdas !!!

Dari perkembangan Zyra selama satu tahun ini, banyak pelajaran yang saya dapatkan. Kalau benar jika usia 0-5 tahun itu adalah usia emas. Artinya, memory otaknya sangat bagus, dan kuat menyerap berjuta-juta hal dari apa yang dilihatnya. Sehingga, pendidikan teladan orang tua, sangatlah dipentingkan. Teladan ahlak dan tingkah laku tentunya. Jagalah sikap dan perilaku kita sebagai orang tua. Karena, dengan cepat anak-anak balita menyerapnya. Zyra, ketika sering melihat bunda-nya sholat, dia mengikuti gerakan-gerakan sholat. Bahkan, setiap melihat ada sajadah, dia langsung ingin memegangnya, dan bersuara: “Aoooohhhhh….” (mungkin mau bilang: “Allohu Akbar”). Anakku, kamu cerdas !!!

Oleh karena itu, sahabat semua, jadilah guru pertama bagi anak-anak kita. Toh lagi pula, banyak orang sepakat jika, keluarga (rumah) adalah sekolah pertama dan utama. Jangan bangga ketika kita “menitipkan” anak kita di baby schooling, dan jadi anak yang cerdas. Tapi banggalah ketika kita menjadikan rumah kita sebagai sekolah pertama, dan anak kita menjadi cerdas karenanya (inteleknya, emosinya, dan spiritualnya).

Psikolog Elly Rusman pernah berkata, “Sebaiknya orang tua mendampingi perkembangan anak-anaknya hingga mereka berusia 7 tahun. Jangan hanya memperhatikan perkembangan otak kirinya (contoh: angka) tapi juga optimalkan otak kanannya (contoh: musik, imajinasi, gambar).” Hal senada juga diungkapkan Renald Kasali dalam akun twitter-nya, “Jadi kalau anak pandai berhitung, jago menghafal, nilai sekolahnya bisa tinggi, jangan puas dulu.” Dan, keseimbangan kecerdasan itu, bisa didapatkan di rumah dari orang tua yang sholeh. Ingat, anak yang sholeh atau sholehah lahir dari orang tua yang sholeh dan sholehah juga, yaitu orang tua yang bisa dijadikan sebagai teladan bagi anak-anaknya. Anak-anaknya mengidolakannya, bukan mengidolakan yang lainnya. Apakah Anda orang tua yang diidolakan anak-anaknya atau malah di benci???

Semoga manfaat,

Salam,

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts