• Blogger widget
  • Nice work
  • Aditya Subawa
Recent Posts

Kamis, 09 Agustus 2012

Jangan Melangkah Setengah Hati

Namanya Abu Qais. Berasal dari Bani Waqif, sebuah kampung di Madinah. Ia bahkan kepala suku  itu. Tidak ada yang istimewa dari Abu Qais, juga Bani Waqif, kecuali justru ialah satunya-satunya kabilah yang menolak Islam, ketika Mus’ab bin Umair mengubah Yatsrib menjadi kampung Muslim yang terang benderang. Ketika kemudian tidak ada rumah pun kecuali di dalamnya ada muslim atau muslimah.

Bila Abu Qais tak kunjung menerima Islam, itu bukan karena ia tak mengerti. Abu Qais tidak saja kepala suku yang pintar. Ia juga penyair ulung, tokoh yang disegani, dan penganut ‘agama’ hanifiyah, sebuah keyakinan kepada ‘keaslian kemanusiaan’ yang lurus. Keyakinan itu pula bahkan, yang menjadikannya menolak menjadi Yahudi atau Nasrani.



View Details

Tembok Yang Kokoh


Sebuah tembok, terdiri dari dua hal. batu bata dan semen. Tanpa keduanya, tidak ada benda yang bernama tembok. Besar ataupun kecil. Batu bata yang tidak disemen, tidak akan bisa menjadi tembok yang kokoh, dan apalah artinya tembok tanpa kekokohan.


Hal yang sama juga terdapat dalam hidup kita. Hidup kita terdiri atas waktu dan alasan untuk hidup. Adalah sia-sia bila kita menyusun hidup kita jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun, tanpa menyadari alasan kita hidup.Sama seperti tembok yang terbuat oleh batu bata yang tidak disemen. Mudah goyah.



View Details

Andai Kata Lebih

Seperti yang telah biasa dilakukannya ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia Nabi mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.

Kemudian Nabi berkata, "tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?" Istrinya menjawab, saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal" "Apa yang di katakannya?" "saya tidak tahu, ya Nabi, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut.


View Details

Selasa, 07 Agustus 2012

Al-Quran turun pada malam Lailatul Qadr bukan Malam ‘Nuzulul Quran’ 17 Ramadhan


Ketika memasuki malam yang ke 17 di bulan Ramadhan sebagian kaum muslimin dan masjid-masjid mulai diadakan peringatan turunnya al-Quran pertama kali yang disebut malam peringatan Nuzulul Quran. Hal ini juga ‘terkesan’ dikuatkan dengan catatan kaki dalam “al-Quran dan Terjemahnya” surat adh-Dhukhan ayat 3.


إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ


“Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”


Malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan.di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.


View Details

Jumat, 03 Agustus 2012

The Law of Garbage Truck




Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara. Kami melaju pada jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan kami. Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut.


 

Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya & mulai menjerit ke arah kami. Supir taxi hanya tersenyum & melambai pada orang orang tersebut. Saya benar-benar heran dengan sikapnya yang bersahabat. Maka saya bertanya, "Mengapa Anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil Anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!" Saat itulah saya belajar dari supir taxi tersebut mengenai apa yang saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah".


View Details

Kamis, 02 Agustus 2012

Bulan untuk "Membaca"


Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia kali ini bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Maka, menarik untuk dipelajari bersama, apa hikmah dari semua ini. Kita semua faham, bulan Ramadhan adalah bulan yang paling istimewa, bulan yang sarat dengan keberkahan dan cinta-kasih dari-Nya. Dan, yang paling penting lagi, selain bulan diwajibkannya ibadah puasa, Ramadhan adalah bulan ketika Al-Quran sebagai pedoman hidup, diwahyukan pertama kali kepada Rasul Muhammad SAW.

Firman Allah SWT:

“bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)“

(Q.S. Al-Baqarah [2] : 185)
Al-Quran, yang diturunkan kepada Muhammad bin Abdullah (belum menjadi Nabi), adalah sebuah jawaban atas kegelisahan jiwa Muhammad pada waktu itu. Ya, beliau gelisah melihat “alam” Quraisy yang penuh dengan ke-jahiliyah-an. Itulah mengapa beliau mengasingkan diri untuk “bertahannuts” di Gua Hira sampai kemudian Jibril datang menghampiri sebagai pembawa wahyu Illahi.
Ayat yang pertama turun adalah perintah untuk MEMBACA. Membaca apa ? Membaca ciptaan-Nya dan kehidupan ummat manusia (Quraisy) yang jauh dari Nur Illahi. Karena dengan membaca akan terungkaplah setiap permasalahan, sehingga tahu apa yang harus dilakukan. Dengan membaca akan terbukalah pikiran, dari pikiran gelap (baca: negative) ke pikiran terang (baca: positive), bahasa kerennya minadzdzulumaati illa nuur.
Al-Quran turun sebagai PEMBEBAS manusia dari kejahiliyahan menuju manusia Rabbani. Didalamnya berisi pedoman, petunjuk, dan pembimbing hidup manusia hingga akhir zaman. Didalamnya berisi “resep” kehidupan bagi manusia-manusia yang “sakit” jiwanya. Bertepatan dengan hal itu, disaat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini, maka,
Layaknya seluruh rakyat Indonesia-pun MEMBACA keadaannya sekarang. Ah, tidak perlu membaca masalah-masalah yang terjadi di tataran pemerintahan, awalilah dengan membaca diri sendiri. Sudahkah ada “pergeseran” paradigm dalam diri kita ? Ya, dari paradigm negative ke positive. Sebab, jika kita sebagai warga masih memiliki paradigm negative tentang bangsa dan negaranya, yang artinya kita sendiri “pesimis” dengan masa depan Indonesia dikarenakan “teracuni” oleh kondisi saat ini, berarti kita tidak punya harapan yang gemilang, berarti kita sama saja dengan “menghancurkan” bangsa sendiri. Oleh karena itu,
Siapkan diri kita (terutama yang muda-muda) untuk menjadi seorang pemimpin masa depan. Dan semua itu harus diawali dengan kemauan kita untuk membaca diri, membaca pikiran dan mengubahnya dari negative ke positive, yang pada gilirannya kita akan mengetahui akar permasalahan bangsa ini dan menemukan “obat penawar” yang mujarab tepat disaat kita menjadi pemimpin nanti. Hm,
Jadilah kita sosok Muhammad masa kini.Yang mampu mengubah dunia, dan khususnya bangsa Indonesia keluar dari ke-jahiliyah-an. Dan untuk bisa melakukan hal itu,
Jadikan Ramadhan ini sebagai moment lahirnya kesadaran diri untuk kembali kepada Al-Quran. Ya, kembali ke Al-Quran ! Dengan membacanya, mentadabburinya, dan mengamalkannya. Bulan Ramadhan tidaklah sekedar bulan diwajibkannya puasa, tapi Ramadhan juga adalah bulan diturunkannya PEDOMAN HIDUP MANUSIA hingga akhir zaman.



Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho
Mindsetter SuksesBahagia

View Details
 

Labels

Popular Posts