Kamis, 02 Agustus 2012

Bulan untuk "Membaca"


Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia kali ini bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Maka, menarik untuk dipelajari bersama, apa hikmah dari semua ini. Kita semua faham, bulan Ramadhan adalah bulan yang paling istimewa, bulan yang sarat dengan keberkahan dan cinta-kasih dari-Nya. Dan, yang paling penting lagi, selain bulan diwajibkannya ibadah puasa, Ramadhan adalah bulan ketika Al-Quran sebagai pedoman hidup, diwahyukan pertama kali kepada Rasul Muhammad SAW.

Firman Allah SWT:

“bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)“

(Q.S. Al-Baqarah [2] : 185)
Al-Quran, yang diturunkan kepada Muhammad bin Abdullah (belum menjadi Nabi), adalah sebuah jawaban atas kegelisahan jiwa Muhammad pada waktu itu. Ya, beliau gelisah melihat “alam” Quraisy yang penuh dengan ke-jahiliyah-an. Itulah mengapa beliau mengasingkan diri untuk “bertahannuts” di Gua Hira sampai kemudian Jibril datang menghampiri sebagai pembawa wahyu Illahi.
Ayat yang pertama turun adalah perintah untuk MEMBACA. Membaca apa ? Membaca ciptaan-Nya dan kehidupan ummat manusia (Quraisy) yang jauh dari Nur Illahi. Karena dengan membaca akan terungkaplah setiap permasalahan, sehingga tahu apa yang harus dilakukan. Dengan membaca akan terbukalah pikiran, dari pikiran gelap (baca: negative) ke pikiran terang (baca: positive), bahasa kerennya minadzdzulumaati illa nuur.
Al-Quran turun sebagai PEMBEBAS manusia dari kejahiliyahan menuju manusia Rabbani. Didalamnya berisi pedoman, petunjuk, dan pembimbing hidup manusia hingga akhir zaman. Didalamnya berisi “resep” kehidupan bagi manusia-manusia yang “sakit” jiwanya. Bertepatan dengan hal itu, disaat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini, maka,
Layaknya seluruh rakyat Indonesia-pun MEMBACA keadaannya sekarang. Ah, tidak perlu membaca masalah-masalah yang terjadi di tataran pemerintahan, awalilah dengan membaca diri sendiri. Sudahkah ada “pergeseran” paradigm dalam diri kita ? Ya, dari paradigm negative ke positive. Sebab, jika kita sebagai warga masih memiliki paradigm negative tentang bangsa dan negaranya, yang artinya kita sendiri “pesimis” dengan masa depan Indonesia dikarenakan “teracuni” oleh kondisi saat ini, berarti kita tidak punya harapan yang gemilang, berarti kita sama saja dengan “menghancurkan” bangsa sendiri. Oleh karena itu,
Siapkan diri kita (terutama yang muda-muda) untuk menjadi seorang pemimpin masa depan. Dan semua itu harus diawali dengan kemauan kita untuk membaca diri, membaca pikiran dan mengubahnya dari negative ke positive, yang pada gilirannya kita akan mengetahui akar permasalahan bangsa ini dan menemukan “obat penawar” yang mujarab tepat disaat kita menjadi pemimpin nanti. Hm,
Jadilah kita sosok Muhammad masa kini.Yang mampu mengubah dunia, dan khususnya bangsa Indonesia keluar dari ke-jahiliyah-an. Dan untuk bisa melakukan hal itu,
Jadikan Ramadhan ini sebagai moment lahirnya kesadaran diri untuk kembali kepada Al-Quran. Ya, kembali ke Al-Quran ! Dengan membacanya, mentadabburinya, dan mengamalkannya. Bulan Ramadhan tidaklah sekedar bulan diwajibkannya puasa, tapi Ramadhan juga adalah bulan diturunkannya PEDOMAN HIDUP MANUSIA hingga akhir zaman.



Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts