Selasa, 24 Juli 2012

Lebih Wangi Dari Minyak Kasturi

Benarkah bau mulut orang berpuasa lebih wangi dari minyak kasturi ?


Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda :”……bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih disukai oleh Allah daripada minyak kasturi….”
(HR. Ahmad)

Cuplikan hadist di atas saya dapatkan dari Ustadz-Ustadz yang biasa ceramah sebelum shalat Tarawih. Hm,,, benarkah ? Kok bisa ya di mata Allah bau mulut orang yang puasa lebih wangi ? Bagaimana jika dihadapan manusia ya ? Bau… ya tetap bau kalii ya….

Dan, bau mulutnya orang yang tidak puasa, bagaimana ya ….

Serentetan pertanyaan muncul seketika dalam benak saya. Saya mencoba menggali, apa kandungan pesan didalamnya. Karena, tidaklah serta merta Rasul bersabda jika tidak ada maknanya.

Sampailah akhirnya pada sebuah pemikiran (ini baru pemikiran saya ya, boleh dikritik atau disalahkan), bahwa emang wajar jika Allah lebih menyukai bau mulut orang yang berpuasa karena orang yang berpuasa biasanya,

  1. Lebih banyak diam (sedikit bicara).
  2. Dan disaat kita berdiam diri, disitulah Allah yang berbicara. Artinya bahwa,
  3. Kita akan menjadi manusia yang memiliki kecerdasan “mendengarkan” yang baik. Ingat, telinga kita ada dua, dan mulut cuma satu. Hal ini setidaknya melatih kita untuk menjadi pendengar yang baik. Sehingga,
  4. Kalaupun harus berkata, kata-kata yang terucap dari mulut kita penuh hikmah.Tentu kita tidak mau puasa kita rusak hanya gara-gara mengucapkan kata-kata yang kasar, kotor, sia-sia (seperti ghibah). Tentu kita tidak mau menjadi golongan yang disebutkan Rasul hanyalah mendapat pahala lapar dan haus dari puasanya. Yang biasanya seorang suami (misalkan) berkata kasar kepada istrinya, maka selama puasa dia akan mampu menahannya. Oleh karena itu,
  5. Mulutnya akan lebih banyak digunakan untuk berdzikir atau tilawah quran.Dengannya kita tidak hanya mendapatkan pahala lapar dan haus, tapi juga pahala berdzikir yang tentunya sudah dilipatgandakan oleh Allah SWT. Sehingga wajarlah bila,
  6. Mulut orang yang berpuasa (meskipun bau) itu lebih Allah sukai, karena hanya digunakan untuk berdzikir, tilawah quran, menyampaikan hikmah, jauh dari perkataan kasar, kotor, dan sia-sia.

Nah, untuk selanjutnya, agar mulut kita tetep disukai Allah, maka setelah Ramadhan ini kita harus tetap,

·         Memperbanyak diam. Berkata hanya untuk kebenaran, dakwah, dan hikmah.
·         Memperbanyak dzikir lisan dan tilawah.
·         Menjaga mulut dari perkataan kasar, kotor, dan sia-sia (contoh: ghibah)



Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts