Jumat, 20 Juli 2012

Siapkan Diri Menyambuat Ramadhan


Pemerintah lewat Kementrian Agama akhirnya memutuskan bahwa tanggal 1 Ramadhan 1433 H sebagai awal ibadah shaum tahun ini jatuh di hari Sabtu, 21 Juli 2012. Tentu keputusan tersebut telah melalui proses yang panjang dan sistematis dengan penuh tanggung jawab. Adapun yang memutuskan tanggal 1 Ramadhan 1433 H jatuh di hari Jumat, 20 Juli 2012, tetap menjalankan ibadah shaum-nya.

Ah, perbedaan ini tidaklah perlu dibesar-besarkan. Yang terpenting adalah bagaimana kesiapan kita menjelang menikmati jamuan Allah yang sangat besar dan istimewa. Ya, bulan Ramadhan adalah bulan jamuan yang sangat istimewa. Mengapa? Karena, kualitas dan keberkahan bulan ini tidaklah berubah sejak jaman Rasulullah dan para sahabatnya. Artinya, setiap tahun bulan Ramadhan ini memiliki keistimewaan yang tidak pernah berkurang sedikitpun. Ketika Rasul bersabda (jaman dulu) jika ibadah sunnah di bulan Ramadhan itu sama nilainya dengan ibadah wajib, maka hal itu pun berlaku hingga sekarang.

Nah, yang menjadi permasalahannya adalah mengapa kualitas output atau hasil tarbiyah dan pembinaan Ramadhan jaman Rasul dan para sahabatnya itu lebih baik dari jaman kita sekarang? Tak lain dan tak bukan adalah kembali kepada individu umat Islam sekarang.

Rasul dan para sahabat, menjelang bulan Ramadhan sibuk dengan persiapan ruhiyah, maka kita jaman sekarang sibuk menentukan kapan awal puasa dan saling mengklaim jika pendapatnyalah yang paling benar. Yang menggunakan metode hisab mengatakan bukan jamannya lagi menggunakan rukyah, kan sudah modern. Yang menggunakan metode rukyah, inilah yang dicontohkan Rasul. Wuihhh, untung semalam tidak terjadi perdebatan itu di saat sidang isbat.

Oleh karena itu, sehari menjelang shaum, mari kembali kita fokuskan diri untuk mencapai target kualitas tertinggi sebagai manusia yang bertakwa. Membuat daftar agenda amalan harian sebagai misi untuk mencapai visi manusia yang bertakwa. Gunakan pengalaman tahun lalu sebagai acuan untuk pembuatan agenda tersebut. Naikkan bobotnya. Dan evaluasilah setiap harinya.

Hal-hal di atas jauh lebih bermakna jika dibadingkan pula dengan berpikir, kemana akan shalat tarawih berjamaah? Ikut yang 23 rakaat atau yang 11 rakaat? Hm, pikiran ini sudah saatnya kita hindari bahkan dibuang jika perlu. Sungguh, perdebatan mengenai jumlah rakaat tarawih tidak akan pernah berhenti jika umat tidak sadar dan para ulama tidak mencontohkan. Yang ada hanya semakin mengerucutnya perbedaan. Ingat, kunci ibadah shaum (dan amalan-amalannya termasuk qiyamussyiam) adalah IKHLAS.

Semoga, Ramadhan tahun ini, kita lebih tersadarkan untuk selalu mawas diri dan berusaha kuat mencapai visi utama ibadah shaum, yaitu manusia yang bertakwa. Rabbi, kuatkan kami. Aamiin ...


Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts