Rabu, 17 Oktober 2012

Semangkuk "Syukur" Es Campur

Pernahkah kita ketika menikmati hidangan es campur, merenung sejenak, mensyukuri akan nikmat yang begitu besar? Nikmat yang kadang terlupakan. Seolah kenikmatan es campur adalah sebuah “keharusan” yang layak Kita dapatkan. Padahal, kalau mau meluangkan waktu sejenak, Kita akan “tersadarkan” betapa Tuhan telah menyediakan begitu banyak kenikmatan dan fasilitas hidup, dari semangkuk es campur.



Es campur yang terbuat dari berbagai jenis buah-buahan, tidak serta merta ada dihadapan kita. Buah alpukat (misalkan) memerlukan waktu dan tenaga untuk sampai ke penjual es campur. Maka Tuhan telah membuat sebuah proses agar bagaimana buah alpukat itu sampai di tangan penjual. Tuhan siapkan benihnya, tanah dengan segala kesuburannya, petani buah alpukat yang professional, sampai kepada proses pendistribusian buah alpukat dari lahan panen hingga akhirnya berada di tangan penjual es campur.

Begitu juga dengan buah-buah yang lainnya. Kelapa muda, nanas, stawberry, mangga, anggur, dan timun sari. Semua melalui proses yang telah Tuhan rancang sedemikian rupa. Dan kita, kita hanya tinggal pesan, membayar, lalu menikmatinya. Bukankah semua itu adalah berkat nikmat Tuhan yang luar biasa?

Ah, kadang kita juga lupa untuk berdoa ketika akan menikmati es campur, walau sekedar mengucapkan al-basmalah. Langsung santap, langsung sikat, untung sampai menghabiskannya, kadang pernah juga kita tidak menghabiskan es campur itu dan lalu terbuang sia-sia.

Ya Allah, betapa jiwa ini begitu susah untuk mensyukuri apapun yang Kau berikan. Padahal untuk bersyukur tidak harus menunggu sampai mendapatkan apa yang diharapkan. Kadang, kita bisa bersyukur ketika Tuhan mengabulkan setiap permohonan dan doa-doa kita. Dan semangkuk es campur adalah suatu hal yang biasa-biasa saja. Cobalah pergi ke padang pasir di tengah hari disaat matahari berada tepat di atas kepala kita. Maka, jangankan semangkuk es campur, sesendok pun akan menjadi sesuatu yang sangat berharga. Haruskah kita ditempatkan Tuhan di padang pasir terlebih dahulu untuk bisa menyukuri semangkuk es campur? Tentu tidak, ya kan?

Sahabat SuksesBahagia,

Aktifkan selalu tombol kesyukuran. Sungguh tidak akan pernah merugi ketika kita “berhenti sejenak“ untuk mensyukuri keberlimpahan nikmat yang Tuhan berikan. Semangkuk es campur adalah salah satu contoh betapa kita sangat layak untuk bersyukur. Dan masih banyak hal lain kenikmatan disekitar kita, yang setiap detiknya selalu melungkupi kita. Semoga kita menjadi pribadi yang hidup penuh kesyukuran, karena kesyukuran itulah yang akan menempatkan kita pada jalan kebahagiaan dan kesuksesan. Aamin...

Salam SuksesBahagia !!!

Imam Nugroho

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts