Rabu, 09 Mei 2012

Kekuatan Memaafkan


Saya mendapatkan kisah ini dari seorang teman, yang mungkin diantara rekan-rekan juga, sudah ada yang pernah tahu. Kisah ini menceritakan dua sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir.

Di tengah perjalanan, keduanya bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang terkena tamparan merasa sakit hati, lelu tenpa berkata-kata dia menulis sesuatu di atas pasir :

HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU

Keduanya terus berjalan hingga tiba di sebuah oasis, di mana mereka memutuskan untu tuk mandi. Orang yang pipinya terkena tamparan dan terluka hatinya mencoba untuk berenang, namun ia nyaris tenggelam. Keberuntungan masih berpihak kepadanya, karena sahabatnya berhasil menyelamatkan dirinya. Ketika sudah tenang, ia menulis sesuatu pada sebuah batu :

HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELEMATKAN NYAWAKU

Orang yang telah menampar dan menolong sahabtnya bertanya,”Mengapa setelah saya melukai hatimu, engkau menulis di atas pasir dan mengapa setelah saya menolongmu, engkau menulis sesuatu di atas batu?”

Sang sahabat menjawab sambil tersenyum, “Ketika seorang sahabat melukaiku, kita harus melukiskannya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan jika sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita agar tidak bisa hilang tertiup angin.”

Sahabat,

Dalam sebuah lingkungan kerja, perselisihan, beda pendapat, pertengkaran kecil adalah hal yang biasa dengan catatan masih dalam batas kewajaran, dan jangan sampai menimbulkan dendam. Karena jika dendam terpelihara, akan menggergoti produktivitas dalam bekerja. Biasanya ketika ada rasa dendam pada seseorang, akan menimbulkan rasa malas, capek, dan kebuntuan dalam kreatifitas. Padahal dalam lingkungan kerja, sangat diperlukan kreatifitas dan kerja sama agar produktivitas tim dapat tercapai.

Kita membutuhkan energi besar untuk melaksanakan tugas sehari-hari. Motivasi internal akan tumbuh dalam hati yang selamat (qalbun salim) dan hati yang mudah memaafkan jauh dari dendam. Dengan memaafkan orang lain, hati akan menjadi tenang dan energy kita tidak habis untuk memikirkan orang lain. Bahkan, kita akan memiliki cadangan energy untuk meningkatkan daya kreatifitas dan inovasi dalam bekerja. Kekuatan ini bisa berguna untuk menjadi daya dorong kita dalam mengejar peluang dan menindaklanjuti prospek yang lebih cerah lagi dikemudian hari.

Sahabat,

Atau mungkin juga kita pernah merasa tersakiti oleh atasan kerja. Kita di rotasi pada bidang di luar minat, di demosi, di asingkan, dan bentuk-bentuk lain yang menyebabkan hati kita tersakiti. Maka sekali lagi kenanglah di atas pasir, agar sakitnya tidak lama dan kita dengan legowo memaafkan atasan kita. Toh kita juga harus berfikir positif bahwa apa yang dilakukan atasan adalah untuk kebaikan sebuah tim. Jangan di ukir di hati, dan biarkan dia akan terbawa oleh angin maaf yang sangat menyejukkan jiwa.

Jiwa yang sejuk, hati yang bersih akan menumbuhkan keikhlasan dalam bekerja. Artinya kita bekerja bukan untuk seseorang, tapi kita bekerja untuk Tuhan dan untuk kemenangan bersama. Biarkan Tuhan yang menilai kita dalam bekerja.

Sahabat,

Pun dalam proses kehidupan ini, sebagai manusia sosial, tentu kita tidak bisa “terlepas“ dari ikatan hubungan dengan orang lain. Adakalanya, kita merasa “tersakiti“ atau “menyakiti“ orang lain. Disinilah pentingnya mental “memaafkan“ dengan bijak atas kesalahan-kesalahan orang lain kepada diri kita. Sungguh, seyognyanya, disaat kita memaafkan orang lain disanalah ada kebahagiaan buat jiwa.

Satu hal lagi, memaafkan pada dasarnya bukan memberi, tapi melepaskan. Ya, melepaskan energi negatif yang menyelimuti jiwa. Jiwa yang terbebas dari energi negatif, adalah jiwa yang siap dengan jalan kebahagiaan. Jiwa yang terbebas dari energi negatif adalah jiwa yang bersih.

Dan yang lebih penting lagi, jiwa yang bersih akan selalu mengingat kebaikan orang lain dan berfikir positif. Memaafkan menjadi salah satu energi untuk melonjakkan prestasi kita dalam kehidupan ini. Maka, luangkanlah waktu untuk sekali lagi memikirkan orang yang pernah kita benci atau pernah menyakiti. Ingatlah kata-kata mereka yang menyakitkan, dan kemudian tenangkan batin kita. Katakan dalam hati dengan sekeras-kerasnya, “Aku telah memaafkanmu!!!”



Salam SuksesBahagia!!!


Imam Nugroho
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts