Jumat, 04 Mei 2012

Manusia, Mahluk Yang Sempurna

Tersebutlah seorang pria yang sedang meratapi nasib hidupnya, yang tak kunjung keluar dari lubang penderitaan. Ia membenci hidupnya. Ia membenci dirinya sebagai manusia. Ia menganggap dirinya hanyalah sebagi sampah yang tidak berarti.

Suatu hari, tatkala ia sedang duduk di teras rumahnya, ia melihat matahati yang bersinar terang. “Ah, alangkah senangnya menjadi matahari. Dinanti kehadirannya setiap hari. Wah, aku mau berubah menjadi matahari saja.” pikirnya. Dan ajaib, pikiran lamunannya menjadi kenyataan, ia pun menjadi matahari.

Satu sampai tiga hari menjadi matahari, terasa sangat bahagia. Hari-harinya penuh dengan senyuman kegembiraan. Hari ke empat, mulai ia merasakan kejenuhan. Terlebiih, ketika musim berganti menjadi penghujan, sering ia tertutupi oleh awan hitam, hingga sinarnya tidak sampai di bumi. Maka ia menginginkan untuk berubah menjadi awan. Dan, seperti keajaiban yang pernah ia peroleh, ia pun menjadi awan hitam.

Menjadi awan tebal dan hitam, membuat ia bergembira karena bisa mengahalangi sinar matahari. Namun tiba-tiba ia merasa terombang-ambing. Maka ia pun mencari penyebabnya. Ternyata, yang membuatnya terombang-ambing kesana-kemari adalah angin. Setelah mengetahui angin bisa membuat awan terbang tidak karuan, ia beraharap bisa menjadi angin. Dan, ia pun berubah lagi menjadi angin.

Gagah dan sombong ia tunjukkan dirinya setelah menjadi angin. Tidak hanya awan yang ia goyangkan, benda-benda lain pun sanggup ia terbangkan. Wuihhh, bahagianya ia mengetahui dirinya memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Dalam kesombongannya terbang kesana-kemari dengan mendorong barang-barang berbobot, tiba-tiba ia terhentikan oleh dinding yang sangat kuat. Ia mengeceknya. Dan ia dapati, berdiri kokoh didepannya sebuah gunung tinggi menjulang. Ia berpikir, “Ah, ternyata angin kalah sama gunung. Coba saya menjadi gunung.” Kontan, ia pun berubah lagi menjadi gunung.

Benar, setelah menjadi gunung, angin sebesar apapun tidak mampu merobohkannya, bahkan menjadikan angin kembali menyerang balik dirinya. Ia gembira, merasa dirinya hebat, tak terkalahkan, ia mencintai dirinya sebagai gunung.

Adalah seekor landak yang memiliki kebiasaan melubangi tanah. Maka, landak mampu menjadikan tanah berlubang besar. Dan ketika lubang landak ciptakan di setiap lereng gunung, maka robohlah gunung itu. Gunung merasa dirinya terancam kembali. Ia merasa dirinya tidak berguna. Ia ingin menjadi landak yang mampu melubangi gunung, hingga gunung roboh, sehingga dialah yang terkuat.

Tapi landak hanyalah seekor hewan kecil. Dengan mudahnya landak ditangkap manusia. Baik untuk peliharaan, atau untuk dimusnahkan. Setelah ia merenung, ternyata, manusialah mahluk yang paling “hebat” di muka bumi ini. Manusialah yang paling berkuasa. Maka, tidaklah pantas untuk meratapi hidup dan kehidupan yang telah Tuhan berikan. Adapun masalah dan cobaan hidup, adalah sarana untuk menjadikan manusia semakin tangguh. Ketika manusia tangguh, ia akan mampu menaklukan matahari, awan, angin, gunung, dan landak.

Sehingga, pria tersebut bertaubat dan berjanji untuk tidak membenci dirinya. Ia bangkit dari masalah hidupnya. Ia mencintai dirinya. Ia mengoptimalkan potensi yang Tuhan berikan kepadanya. Ia tersadar, manusia adalah mahluk yang diciptakan dengan kesempurnaan. Masalah dan cobaan hidup, adalah bagian dari kesempurnaan itu sendiri.

Wallahua’lam …



Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts