Kamis, 07 Juni 2012

Allah Takkan Membiarkan Kita dalam Kesengsaraan


Cerita 1

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki duduk di bawah pohon kurma. Kemudian dia terlentang dengan merebahkan punggungnya. Tiba-tiba dia melihat burung pipit yang di mulutnya terdapat buah, terbang dari pohon kurma yang berbuah ke pohon lain yang tidak berbuah. Dia melihat burung tersebut melakukan ini berulang-ulang. Dia pun heran terhadapnya. Dia berkata dalam hati, “Sungguh saya akan memanjat pohon ini, agar saya tahu apa yang terjadi.“ Lalu ia memanjat pohon. Ternyata dia melihat di dalam pelepah pohon kurma ada seekor ular buta yang membuka mulutnya. Sedangkan burung pipit menjatuhkan buah di mulut ular tersebut. Dia pun merasa takjub dengan kejadian itu dan berkata, “Maha Benar Allah yang telah berfirman:

“Dan tidak satu pun mahluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya di jamin Allah rezekinya.“

(Q.S. Huud [11] : 6)

Cerita 2

Dihikayatkan bahwa Ibnu Absyadz An-Bahwi suatu hari sedang berada di atap Masjid Jami Mesir. Dia makan suatu makanan. Di sisinya terdapat banyak orang. Lalu seekor kucing mendatangi mereka. Lantas mereka memberikan sesuap makanan kepada kucing tersebut. Kucing itu pun mengambil dengan mulutnya dan pergi meninggalkan mereka. Kemudian kucing tersebut kembali lagi, lalu mereka melemparkan kepadanya makanan lain. Lantas kucing itu pun melakukan hal yang sama samapi berulang-ulang. Setiap kali mereka melemparkan makanan, kucing itu mengambilnya, lalu pergi, kemudian kembali lagi seketika. Sehingga, merasa heran dengan kucing tersebut. Mereka yakin bahwa semisal itu tidak mungkin dimakan si kucing sendirian karena terlalu banyak. Ketika mereka penasaran dengan kejadian tersebut, maka mereka mengikuti kucing. Ternyata mereka mendapatinya naik ke atas dinding atap Masjid Jami, kemudian turun ke tempat yang searah dengannya di antara reruntuhan. Ternyata di dalamnya terdapat kucing lain yang buta. Semua makanan yang diambil si kucing dibawa kepada kucing yang buta tersebut dan diletakkan di hadapannya, lalu kucing buta memakannya. Mereka pun takjub dengan kejadian ini. Lalu Ibnu Absyadz berkata, “Jika untuk binatang buta ini Allah menundukkan kucing ini untuknya. Kucing ini memenuhi kecukupannya dan tidak menghalangi rezekinya, maka bagaimana mungkin Allah menyia-nyiakan orang semisal aku?“

Sahabat,

Sungguh, Allah telah bertanggung jawab atas penciptaan manusia di bumi ini. Bertanggung jawab untuk semua hidup dan kehidupan manusia dengan segala keperluan dan rezekinya. Bertanggung jawab untuk menjadikan manusia sebagai mahluk yang mulia.

Tidaklah masalah-masalah dalam kehidupan itu lebih mulia dari manusia itu sendiri. Maka, tidak ada alasan jika kita dikendalikan oleh masalah. Masalah apa? Setiap masalah yang menjadikan kita terlena dalam kesedihan. Ada seorang sahabat yang mengeluhkan hidupnya yang tak kunjung keluar dari jurang kemiskinan. Ia stress dan putus asa. Pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan kesehariannya. Anaknya sering sakit-sakitan. Istrinya menganggur.  “Tuhan tidak sayang dan telah melupakan saya. Mengapa saya susah sekali mendapatkan rezeki hidup?“ Begitulah yang selalu ia ucapkan. “Lebih baik aku mati saja!“

Ah, dia tidak memiliki Iman yang kuat. Lihatlah cerita di atas. Untuk hewan yang buta pun, Allah telah menjaga dan menyajikan rezekinya. Maka, tidaklah mungkin Allah melupakan manusia yang telah dinobatkan sebagai wakil-Nya di muka bumi ini.

Sahabat,

Sambut hari-hari dengan optimis. Raih rezeki dengan Iman dan Ikhlas. Insya Allah, jalan kebahagiaan hidup terbentang luas di hadapan kita. Bumi dengan segala isinya ini, telah diwariskan kepada manusia.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.“

(Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)

Wallahua’lam.


Imam Nugroho
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts