Jumat, 01 Juni 2012

Nikmat dan Ujian Hidup


Ada ujian di balik nikmat dan ada nikmat di balik ujian

Begitulah kemarin saya membuat status di facebook. Lumayan, banyak yang like this (hehe). Ya, memang kita harus selalu mawas diri dan sadar, akan apapun yang Allah berikan. Mengapa? Karena akan selalu ada pesan terselubung, akan ada semacam pesan titipan dari Allah untuk kita. Hal ini adalah untuk meningkatkan kepekaan dan kesadaran tinggi, sehingga hidup kita senantiasa berada dalam limpahan kasih dan sayang-Nya.

Ada ujian di balik nikmat

Pernahkan Anda merasakan apa yang diinginkan Allah kabulkan? Kesehatan, rejeki yang melimpah, keluarga bahagia, karir pekerjaan terus naik, atau yang lainnya. Ingatlah, di sana ada ujian Allah. Apakah kita akan bersyukur karenanya? Atau malah melupakan Allah?

Ketika kesehatan Anda dapatkan, lalu Anda gunakan kesehatan itu untuk berbuat maksiat, maka Anda berhasil gagal mensyukuri ujian Allah.

Ketika rejeki Anda melimpah, dan Anda enggan besedekah, maka Anda berhasil gagal mensyukuri ujian Allah.

Ketika keluarga Anda bahagia sejahtera, namun Anda mengisi kehidupan keluarga dengan berfoya-foya bukan dengan kesyukuran, itupun Anda berhasil gagal dalam mensyukuri ujian Allah.

Dan, ketika karir Anda bagus di tempat kerja, tapi membuat Anda semakin congkak, sombong, dan angkuh, maka Anda juga berhasil gagal menyukuri ujian Allah.

Maka, sadarlah diri ketika nikmat itu hanya berupa titipan Allah yang harus kita kembalikan dalam bentuk kesyukuran. Menggunakan kesehatan untuk lebih tekun beribadah, bersedekah ketika rejeki melimpah, mengisi waktu dengan ketakwaan dalam keluarga, dan semakin santun ketika karir menanjak di tempat kerja, adalah bentuk syukur.

Ada nikmat di balik ujian

Beberapa hari kemarin, saya menemani istri yang masuk ruang UGD karena nyeri ulu hati dan sesak nafas yang diakibatkan naiknya asam lambung. Ini ujian. Betapa di saat saya dalam kondisi pas-pasan untuk urusan materi (uang), saya harus mengeluarkan uang lebih untuk istri berobat. Namun ternyata dengan sakitnya istri saya, saya semakin merasakan cinta yang mendalam, begitupun yang dirasakan istri. Akhirnya, kami berpelukan dan saling mengucap “I Love you, honey!!!“

Sungguh, disaat kami berpelukan seperti itu, saya merasakan ketenangan yang begitu dahsyat. Ada kenikmatan hidup yang takkan mampu terbayarkan oleh uang. Terima kasih Allah, sakit istri saya, menjadikan kami semakin mantap melangkah dalam keluarga sakinah.

Ketenangan cinta kasih dalam keluarga adalah nikmat yang besar, ya kan? Meskipun saya dapatkan ketika menemani istri sakit, tapi saya bersabar dan ikhlas atas ujian yang Allah berikan. Maka, ketika ada ujian, bersabar dan ikhlaslah, dan kita akan menemukan ketenangan jiwa yang tinggi.

Selain itu, ketika sakit, istri saya mengungkapkan bahwa ia lebih mampu mengisi jiwa dengan dzikir. Dan ia berazzam, setelah sehat, dzikirnya akan ditingkatkan. Ini nikmat hidup, ya kan? Nikmat hidup adalah di saat kita mampu menjadikan waktu-waktu yang terlewati itu bernilai dan bermakna dihadapan-Nya.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan keteguhan hati dan ketenangan jiwa kepada kita. Amiin …

Rasul bersabda:

Dari Abi yahya Shuhaib bin Sinan RA. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menakjubkan keadaan orang mu’min, karena segala urusannya sangat baik baginya, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang mu’min. Bila ia memperoleh kesenangan, ia bersyukur, yang demikian itu baik baginya. Dan bila ia tertimpa kesusahan ia juga bersabar, yang demikian itupun baik baginya”.



Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts