Senin, 18 Juni 2012

Sekali Lagi, Kembalikan Kepada Allah


Tradisi memperingati Peristiwa Isra' Mi'raj nya Rasulullah Muhammad SAW, masih menggema di daerah-daerah. Seperti biasa, para ustadz atau kiyai yang berperan sebagai penceramah, "istiqamah" menyampaikan pentingnya ibadah shalat dan berjamaah di masjid. Ironisnya, beberapa jam setelah acara dilaksanakan (biasanya malam hari ba'da Isya), ketika tiba waktu shalat subuh, masjid terlihat kosong karena jama'ah kesiangan setelah mengikuti "ritual" isra' mi'raj (rajaban). Berarti, masyarakat pun tetep "istiqamah" untuk meninggalkan shalat berjamaah di masjid.

Aha,,, apa dan siapa yang salah ???

Tulisan ini tidak akan membahas masalah di atas. "Kesadaran diri" sebagai pribadi muslim yang mengaku ummatnya Muhammad SAW, adalah kunci utama untuk menghilangkan "keistiqamahan" dalam meelalaikan shalat berjamaah di masjid. Untuk itu, tulisan ini akan membahas "sisi lain" dari peristiwa Isra' Mi'raj nya Rasulullah Muhammad SAW.

Sahabat SuksesBahagia,

Isra Mi'raj, oleh sebagian ulama, disebut-sebut sebagai "penghibur" yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad. Yah, bagaimana tidak, bukankah Isra Mi'raj adalah  "wisata" Nabi beserta Jibril dari Masjisil Haraam (Mekkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) dan kemudian mi'raj ke sidratul muntaha, dan di setiap langit yang dilewati Nabil, Nabi diperlihatkan dengan berbagai macam "keindahan" dan "keburukan" sebagai pelajaran dan hikmah bagi kita ummatnya ?

Terlebih, peristiwa Isra Mi'raj juga terjadi setelah Nabi mengalami berbagai macam kesulitan dalam berdakwah, serta kesedihan setelah di tinggal oleh Istrinya Khadijah dan Pamannya Abu Thalib, yang mana mereka berdua adalah orang yang sangat berperan dalam perjuangan dakwah Nabi.

Aha,, inilah yang akan saya bahas. Berbagai kesulitan, kepedihan, dan kesedihan terjadi menghiasi perjalanan dakwah Nabi. Namun karena Nabi hanya menyerahkan semuanya kepada Allah SWT, maka Nabi mendapatkan "keagungan" yaitu berupa Isra Mi'raj. ( Saya berani mengatakan bahwa, Isra Mi'raj adalah mukjizat terbesar kedua setelah Al-Quran )

Kita lihat, Nabi dalam menghadapi permasalahan hidup, diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Bukankah ini juga harus kita lakukan dalam menghadapi setiap permasalahan hidup kita, agar kita pun mendapatkan "keagungan" dari Allah SWT ???

Ataukah pernah kita melihat, Nabi mengeluh ketika ujian dan cobaan hidup menimpanya ? Apa yang dikatakan Nabi ketika diusir dan lempari batu ketika hendak berdakawah di Thaif ? Keluhan atau doa harapan ?

Ataukah juga ketika Istri dan Pamannya meninggal, adakah Nabi mengalami keputus asaan hidup karena ditinggal oleh orang-orang yang berperan penting dalam hidupnya ?  

Hal-hal inilah yang harus kita teladani dalam menjalani kehidupan. Penyerahan total kepada Sang Pemegang Masalah adalah kunci kebahagiaan dan keagungan hidup.

Ah, saya jadi teringat dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Fatihah (pembuka) ayat 5 :

"Iyyakana'budu wa iyya kanasta'iin"

Benar, hanya kepada Allah lah kita menyembah dan memohon pertolongan. Niscaya Allah akan memberikan kunci dari permasalahan yang kita hadapi. Ingat, sedikitnya bagi yang muslim ayat 5 dari Al-Fatihah di atas diucapkan 17 kali dalam sehari semalam. Maka, masih pantaskah kita menyerahkan permasalahan hidup kepada selain Allah SWT ???

Sahabat SuksesBahagia,

Semoga kita bisa mendapatkan sisilain-sisilain dari peristiwa Isra Mi'raj Rasulullah SAW dan mendapatkan hikmah didalamnya sebagai pedoman dan panduan hidup menuju SuksesBahagia. Amiin....



Salam,

Imam Nugroho
Mindseter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts