Kamis, 29 Desember 2011

Berbicara Tentang Kematian



Sahabatku yang SuksesBahagia,


Postingan kali ini, tidak melanjutkan postingan sebelumnya. Ada sebuah renungan penting, yang harus kita lakukan, mulai detik ini. Insya Allah, esok akan dilanjutkan postingan artikel mengenai Tangga Menuju SuksesBahagia.


Berbicara Tentang Kematian

Jam 23.50 tiba-tiba hand phone paman yang sedang menginap di kontrakanku berdering. Kaget ! Karena sedang mulai terlelap tidurnya. Terdengar pembicaraan, kalaulah ada salah satu istri keponakan di luar kota, di panggil Sang Illahi (innalillahi wa inna ilaihi raji’uun). Padahal, siang harinya, tidak ada tanda-tanda kalaulah dia akan menuju haribaan-Nya, dia hanya mengeluh sakit kepala, kemudian di bawa ke klinik terdekat, dan meninggalkan dunia fana ini.



"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya."
(Q.S. Al-Munaafiquun [63] : 11)

Aku pun termenung dan merenungi kehidupan yang telah dilewati. Karena sesungguhnya diri ini juga sedang menunggu jadwal panggilan dari-Nya untuk kemudian mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan selama hidup ini. Apakah setiap aktivitas selama hidup ini diorientasikan untuk akhirat atau dunia saja ?

"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."
(Q.S. Ali Imraan [3] : 145)

Ah… Apa yang akan aku katakan nanti ketika berhadapan dengan-Nya. Aku malu sekali, melihat amalanku terlalu sedikit dibanding dengan maksiatku. Rasanya, mulut ini begitu jauh dari bertasbih dan memuji-Nya dibandingkan dengan ocehan tiada makna. Rasanya, hati ini begitu jarang tersentuh oleh ayat-ayat-Nya dibandingkan dengan prasangka-prasangka buruk. Namun meski demikian, aku yakin, Allah itu Maha Adil.

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."
(Q.S. Al-Jalzalah [99] : 7-8)

Sahabatku,

Kematian adalah sebuah keniscayaan. Dan kita tidak akan pernah tahu, kapan kematian itu datang menjemput kita. Oleh karenanya, mari kita siapkan selalu diri ini agar kematian menjadi sesuatu yang istimewa dan membahagiakan. Istimewa dan membahagiakan karena kita akan bertemu dengan-Nya dengan rahman dan rahiim-Nya atas amalan hasanah yang kita lakukan. Sungguh, mereka yang memiliki kesiapan optimal, bekal yang banyak, akan merindukan waktu kematian. Bagaimana dengan kita ?

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” 


(Al Baqarah [2] : 197)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan:
“bersegeralah kamu sekalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh hal; apakah yang kamu nantikan kecuali kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang mengendorkan, tua renta yang dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahi segala-galanya, atau menunggu datangnya Dajjal padahal ia adalah sejelek-jelek yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat padahal kiamat adalah sesuatu yang sangat berat dan sangat menakutkan.” 


(HR. At Turmudzi)


Semoga bermanfaat,


Salam SuksesBahagia!!!



KAMAL, Imam
Mindsetter SuksesBahagia

1 komentar:

 

Labels

Popular Posts