Sabtu, 31 Desember 2011

Tahun Masehi, punya siapa ?




“Ah, perayaan tahun baru masehi, hanyalah perbuatan orang-orang jahiliyah, kita sebagai umat muslim, tidak perlu merayakannya. Kita kan punya tahun baru sendiri, yaitu tahun baru hijriyah. Haram uy !”

Begitulah kira-kira pernyataan salah seorang ustadz, beberapa tahun lalu di kampung saya. Sekarang, saya mulai berfikir dan menganalisa, benarkah seperti itu ? Benarkah umat Islam hanya memiliki tahun hijriyah, tahun yang berdasar kepada perputaran bulan (tahun Qamariyah) dan umat non-Islam yang memiliki tahun masehi, tahun yang berdasar pada peredaran matahari (tahun Syamsiyah) ?

Hm, ternyata, pernyataan ustadz tersebut sangat salah total !!! Karena, kedua tahun itu, adalah milik semuanya, terutama Islam. Mengapa ?

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.
(Q.S. Fushilat [41] : 37)

Matahari dan bulan, yang dijadikan sebagai dasar perhitungan tahun, adalah merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan peringatan Allah, janganlah kita menyembahnya. Saya takut, pen-dikotomi-an sepeerti di atas, tahun bulan milik umat Islam, dan tahun matahari milik non-Islam, pada gilirannya kita akan menuhankan bulan dan matahari, tanpa kita sadari. Kalau Allah yang kita sembah sebagai Tuhan, maka seyogyanya bulan dan matahari hanyalah sebagai bentuk ayat-ayat kekuasaan Allah, tidak perlu pendikotomian seperti di atas.


Lihatlah juga firman Allah SWT:

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
(Q.S. Al-Israa [17] : 78)

Aha, ternyata pada prakteknya, kita umat Islam, menjadikan perputaran matahari sebagai rujukan untuk melaksanakan ibadah shalat. Dan, bukankah shalat merupakan ibadah inti umat Islam ?

Sementara untuk perputaran bulan, adalah rujukan untuk ibadah puasa dan haji, serta ibadah-ibadah sunnah lainnya (shaum sunnah tertengahan bulan, shaum sunnah assyura, dll).

Oleh karena itu, sahabat saya yang SuksesBahagia,

Tidak perlu pen-dikotomi-an, tahun hijriyah milik umat Islam dan tahun masehi milik umat non-Islam. Kedua tahun dengan berdasar pada perputaran bulan dan matahari adalah ayat-ayat Allah bagi manusia untuk semakin dekat dengan-Nya. Perputaran keduanya adalah rujukan kesempurnaan ibadah-ibadah kita kepada-Nya.

Ah, yang menjadi persoalan sebenarnya adalah ritual perayaannya. Adakalanya kita “terperangkap” dalam sebuah uforia sesaat dan akhirnya terjerumus dan terkena ranjau syaitani. Hati-hatilah sahabatku !!! Saya tidak “mengharamkan” perayaan tahun baru (baik tahun baru hijriyah ataupun masehi), karena tahun baru bisa kita jadikan sebagai moment untuk evaluasi hidup dan kehidupan (ya, memang evaluasi harusnya setiap saat kita lakukan). Saya hanya menyarankan, tetaplah untuk mawas diri, syaitan berkeliaran dengan bebas di saat uforia kita rasakan.

Selamat Tahun Baru 2012 !!!

Apa yg belum terwujud di tahun 2011 bukan berarti kegagalan. Hanya belum menjadi prioritas saja. Jadwalkan kembali di tahun 2012.

Salam SuksesBahagia!!!



KAMAL, Imam
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts