Jumat, 16 Desember 2011

Siapkan Diri Anda untuk Menjadi Pemimpin Masa Depan




Menjelang akhir 2011 ini, kita terbelalak menyaksikan seorang mahasiswa (Sondang) yang membakar diri demi (katanya) menyuarakan suara rakyat yang tidak puas dengan pemerintahan SBY. Berbagai macam spekulasi muncul disetiap obrolan ringan seputar kejadian itu. Entahlah, saya sampai saat ini, tak habis pikir, haruskah dengan membakar diri (bunuh diri) disaat kita menyerukan keadilan ?
Melihat sosoknya sebagai mahasiswa yang (katanya) intelek, berdedikasi tinggi, dan bermoral (tentunya), saya menyangsikannya. Maaf, dengan tidak mengurangi rasa hormat atas “keikhlasannya” itu, saya melihat hal itu hanyalah perbuatan yang “konyol”. Mari kita lihat, adakah perubahan signifikan pasca kejadian itu ? Apa tindakan pemerintah ? Yang saya saksikan hanyalah diskursus-diskursus dibeberapa media, yang (maaf) tidak memberikan solusi nyata dan bijaksana.
Saya pernah menjadi mahasiswa, dan menjadi bagian dari sebuah “pergerakan”. Namun, mungkin hanya sayalah Ketua BEM Fakultas yang jarang telihat turun ke jalan menyuarakan aspirasi “rakyat”. Gelar sebagai agent of change buat mahasiswa saya rasa kurang tepat. Ya, bukankah dari gelar itu mahasiswa hanya sebagai agen ? Agen siapa ? Rakyat ? Rakyat yang mana ?



Berbeda memang jika dibandingkan dengan pergerakan-pergerakan di awal perjuangan kemerdekaan. Tapi jika kita lihat, pasca 1998, kemanakah para aktivis ? Haha, mereka kini duduk manis di kursi empuk senayan. Oportunis !!! Mana hasil reformasi ?
Ah, sudahlah. Tak perlu kita bahas lebih jauh lagi. Yang ada adalah kekecewaan atas kemandulan pergerakan yang hanya melahirkan “sosok” pemimpian premature, yang sebenarnya belum saatnya memimpin bangsa yang besar ini.
So, sahabat saya yang SuksesBahagia,
Saya berpesan kepada Anda (terutama para generasi muda). Anda adalah calon penerus estafet kepemimpinan nasional. Maka saatnya Anda menyiapkan diri, dengan :
Meningkatkan knowledge. Pelajari ilmu pemerintahan dengan benar. Pelajari konsep “Negara Madani” sebagaimana Rasulullah lakukan. Karena hanya wawasan yang luaslah, Anda bisa menemukan “rumusan” alternative untuk mengeluarkan bangsa ini dari keterpurukan. Bukalah pikiran, luruskan mindset, dan berfikir sistematis serta antisipatif. Pengetahuan-pengetahuan tersebut mutlak Anda miliki sebagai calon pemimpin bangsa. Setelah knowledge (terutama tata kenegaraan) Anda miliki, maka selanjutnya,
Kuasai skill-nya. Belajarlah untuk menjadi pemimpin yang “berkualitas” (lihat tulisan saya sebelumnya: Pemimpin itu, THINK FIRST, DO FAST). Maka caranya adalah Anda terjun langsung ditengah-tengah masyarakat. Jadilah pelaku perubahan, sebagaimana Rasulullah menjadi pelaku perubahan bagi bangsa Quraisy. Sebab, dengan keberadaan Anda ditengah-tengah masyarakat langsung, Anda akan mampu melatih skill kepemimpinan. Ingat, pemimpin tidaklah harus orang yang sudah berusia tua, tapi pemimpin adalah mereka yang memiliki skill kepemimpinan, terutama bagaimana ia mampu memimpin dirinya sendiri. Inilah pentingnya dakwah bil hal.
Sahabat,
Setelah Anda memiliki wawasan yang luas dan skill yang dapat dihandalkan, maka selanjutnya bentengi diri Anda dengan,
Attitude yang baik, ahlakul hasanah.Ingatlah dengan perkataan Rasul, “Aku diutus untuk menyempurnakan ahlak”. Ahlak yang mana ? Ahlak kepada Allah, yaitu keimanan dan kepatuhan (islam, berserah diri). Orang yang beriman adalah orang yang memiliki optimisme dalam hidupnya. Mereka adalah manusia yang selalu memiliki harapan. Orang yang beriman tidak akan melakukan tindakan “bunuh diri” dengan alasan apapun, karena hal itu adalah dilarang. Orang yang beriman penuh harapan untuk kebaikan dimasa yang akan datang. Mengapa Anda shalat (yang muslim misalkan) ? Karena Anda berharap masuk jannah karena ridho-Nya, bukan ?
Ahlak berikutnya adalah kepada sesama manusia. Ada tata cara menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Ada tata cara dalam menyeru. Dan Rasulullah telah mencontohkannya. Maka, sebagai generasi penyeru kebenaran, contohlah bagaimana Rasul dan Sahabat pada waktu mereka menyerukan kebenaran kepada manusia yang lain. Hindari perkataan yang kotor, yang tidak pantas keluar dari mulut manusia. Disaat tidak puas dengan kepemimpinan nasional, maka sampaikan dengan cara yang santun dan berikanlah solusi, bukan dengan hujatan-hujatan yang tiada makna, yang ada hanyalah hujatan yang melahirkan dendam. Naudzubillah…..
Terakhir adalah ahlak terhadap diri sendiri. Inti dari ahlak terhadao diri sendiri adalah kita menyiapkan diri kita untuk menjadi manusia sebagaimana Rasul teladankan. Yang pada gilirannya, disaat kita mendapatkan estafet kepemimpinan nasional, kita telah siap, kita telah matang, matang dalam konsep dan mental. Tidak seperti mereka yang oportunis itu. Mereka mungkin siap secara konsep, tapi mereka tidak siap secara mental. Apa buktinya ? Ujung-ujungnya mereka bisa dibutakan dengan uang, korupsi semakin subur. Padaha, ketika menjadi aktifis, mereka menyukan diri sebagai orang yang anti korupsi. Haha, jadi malu …..
Sebagai kesimpulan,
Sahabat saya yang SuksesBahagia,
Siapkan diri untuk menjadi penerus estafet kepemimpinan Nasional. Tentu kita sangat gerah dengan kondisi kepemimpinan sekarang, bukan ?  Maka, milikilah wawasan yang luas dengan belajar dan membaca (lihat tulisan saya sebelunya: Take Time to READ), kuasai skill-nya, dan bingkai dengan ahlakul hasanah. Sehingga, pada saatnya kita siap menjadi pemimpin masa depan yang penuh harapan. Ingatlah, harapan itu masih ada, dan kita harus menjadi bagian dari harapan itu !!!
Soekarno pernah berkata,”Berikan aku sepuluh pemuda,  maka akan aku goncangkan dunia !” Tentu pemuda yang dimaksud adalah pemuda yang siap jiwa dan raganya, bukan pemuda yang tiada bernyawa.

Semoga bermanfaat,



Salam SuksesBahagia !!!

KAMAL, Imam
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts