Selasa, 27 Desember 2011

Tangga 1 SuksesBahagia # Kenali Diri


Di artikel sebelumnya, saya mencoba menjabarkan konsep dasar Hidup SuksesBahagia, yaitu tercapainya "keberserahan-diri" hanya kepada Allah SWT. Nah, pada postingan kali ini, mari kita bedah tangga-tangga menuju keberserahan-diri itu.

Tangga 1# Kenali Diri

Pada suatu hari, Nashrudin mencari jarumnya yang hilang di halaman rumah. Tiba-tiba ada tetangganya yang menanyakan aktifitas apa yang dilakukan oleh Nashrudin. “Nashrudin, kau dengan mencari apa?” Nashrudin menjawab, “Mencari jarum yang hilang.” Kemudian tetangganya itupun membantunya.

Setelah hampir dua jam mencari, jarum yang hilang belum ditemukan juga. Tetangganya bertanya, “Jarumnya hilang dimana?”. Dengan entengnya Nashrudin menjawab, “Hilang di dalam rumah, tapi karena gelap, saya mencarinya di halaman.”



Aha, cukup menggelitik juga perlakuan Nashrudin itu. Sampai kapanpun dia mencari jarumnya yang hilang di halaman, tidak akan ditemukan, karena toh hilangnya di dalam rumah. Ketika di dalam rumah gelap, apa yang seharusnya dilakukan oleh Nashrudin ? Ya, benar ! Dia harus mencari sumber penerang, bisa lampu, atau dengan membuka sedikit atap rumahnya agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah.

Ada sebagian dari kita, mencari kebahagiaan dan kesuksesan di luar dirinya. Padahal sesungguhnya sumber kebahagiaan dan kesuksesan ada di dalam diri setiap insan manusia. Mengapa bisa terjadi ?

Yah, mungkin seperti Nashrudin yang memiliki alasan karena di dalam gelap, maka mencarinya di dalam. Begitupun dengan kita, karena kita tidak mampu untuk melihat apa yang ada di dalam diri kita, karena kita masih belum mengenal siapa diri kita sesungguhnya. Cahaya penerang bagi kita adalah adanya sebuah kesadaran mengenal diri sendiri, makrifatun-nafsi.

Sehingga, untuk mencapai puncak kebahagiaan dan kesuksesan, terlebih dahulu kita harus mengenal siapa diri kita sesungguhnya, mengapa ada di planet bumi ini dan untuk apa, serta bagaimana dalam menjalankan peranannya itu (untuk apa-nya). Dengan pengenalan diri yang baik, akan muncul kesadaran untuk selalu mensyukuri dan bersabar atas setiap yang menimpa. Kesadaran ini pada akhirnya mengantarkan kita pada puncak SuksesBahagia.

Siapakah Manusia Yang Sukses?

Mari kita selidiki dulu proses penciptaan manusia. Al-Quran menceritakan dengan detail proses penciptaan manusia, dari awal penciptaan sampai dibangkitkannya lagi.

Manusia diciptakan dari tanah. Hal ini dapat dilihat dalam Q.S. As Sajdah : 7-8, yang artinya:
“ Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.”

Dari ayat di atas, tenyata “bahan baku” manusia sangatlah hina. Hal ini menunjukkan bahwa, tidak ada yang patut dibanggakan dari fisik manusia. Wajah yang tampan dan cantik hanyalah sebuah fatamorgana kehidupan. Sangat terbatas oleh ruang dan waktu. Lihatlah orang yang sudah menua, hampir dipastikan ketampanan dan kecantikan yang pernah dimilikinya pudar dimakan waktu. Apalagi ketika manusia “kembali” keasalnya (tanah), tidak hanya wajah yang berubah, tapi fisik yang di selama hidupnya selalu dibanggakan (bahkan adakalanya menjadikannya sombong dan berbuat maksiat) habis dimakan oleh ulat dan cacing tanah.

Di ayat yang lain, Allah SWT juga menjelaskan asal-usul manusia yang berasal dari sesuatu yang hina. Lihatlah di Q.S. Al Hijr : 28, yang artinya:

“ Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

Dengan mengetahui “bahan baku” penciptaan manusia, seharusnya kita bersyukur ketika Allah berkehendak kalaulah manusia akan dijadikan sebagai “wakil-Nya” di planet ini. 

(bersambung)

KAMAL, Imam
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts