Jumat, 25 November 2011

Jangan Sepelekan Hal-Hal Yang Kecil



Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw pernah bersabda kepada Bilal selepas sholat Subuh, “Ceritakan kepada saya satu amalan yang paling engkau andalkan dalam Islam, karena sesungguhnya pada suatu malam saya mendengar suara terompah  kamu berada di pintu surga”. Bilal berkata : “Saya tidak melakukan sesuatu apapun yang lebih baik melainkan saya tidak pernah bersuci dengan sempurna pada setiap saat, baik malam maupun siang hari kecuali saya selalu melakukan sholat sebanyak yang mampu saya kerjakan”. (HR. Al-Bukhari)

Hadits ini sangatlah masyhur. Hadits ini juga mengisyaratkan kalaulah sosok Bilal bukanlah seorang sahabat yang biasa-biasa saja. Bilal adalah seorang budak yang karena keimanannya bisa menaikkan “level” nya di hadapan Allah SWT, hingga syurga-Nya rindu di-kunjunginya. Subhanallah….
Sahabat saya yang SuksesBahagia,
Mencoba memaknai hadits di atas, ada yang harus kita contoh dari amalan-amalan Bilal. Yaitu mengkonsistenkan diri dalam amalan-amalan sunnah, sebagaimana Bilal lakukan, yang ternyata justru sunnah-sunnah inilah yang sebenarnya bisa menghantarkan kita kepada syurga. Ibadah sunnah adalah “pelengkap” dari ketidaklengkapan kualitas ibadah wajib kita. Sering kita alami disaat sedang shalat fardhu misalnya, badan kita menegakkan shalat, namun jiwa atau pikiran entah kemana. Itulah ketidaklengkapan kualitas kita.
Selain itu, ibadah sunnah mengajarkan kita bahwa, untuk mencapai kebahagiaan (syurga) kita tidak boleh menyepelekan hal-hal yang kecil. Hidup ini sangatlah sederhana. Maka janganlah kita membuat hidup menjadi “semrawut” hanya dikarenakan kita kurang “dewasa” dalam memandangnya. Kurang dewasa artinya disaat hidup terasa jauh dari yang diharapkan, kita malah membuatnya semakin jauh dari harapan itu, dengan berpikir dan berprasangka negative kepada Tuhan.
Nah, contoh tidak menyepelekan hal-hal yang kecil (atau justru inilah yang terbesar) adalah menikmati segarnya udara yang kita hirup dengan mengucap syukur kepada-Nya. Sungguh, andaikata kita harus membayar oksigen yang kita hirup, maka panjangnya usia kita tidak bisa digunakan untuk mengumpulkan uang sebagai bayarannya.
Kemudian, kita juga mampu mensyukuri nikmatnya mata bisa melihat, telinga bisa mendengar, mulut bisa berucap, tangan dan kaki bisa bergerak, dan lain sebagainya. Dengan kemampuan mensyukuri hal-hal yang “kecil” ini, kita akan terarahkan untuk bisa hidup bahagia, jauh dari keluh kesah. Karena kita sadar bahwa, kenyataan hidup yang jauh dari  yang diharapkan, itu adalah hal yang sangat kecil bila dibandingkan dengan nikmat atau kenyataan lainnya yang Allah berikan.
Hum,, saya jadi malu menulisnya. Karena, kadang saya juga seperti itu. Masih melihat “masalah” yang Allah berikan adalah masalah besar.  Padahal nikmat-Nya jauh lebih besar dari mesalah-masalah yang diterima.
Maka sahabat saya yang SuksesBahagia,
Raih kebahagiaan hidup dengan mensyukuri hal-hal yang “kecil”, sebagaimana Bilal meraih syurga dengan hal yang “kecil”. Lalu meng-konsisten-kannya dalam keseharian kita. Saya jamin, ketika kita disibukkan dengan mensyukuri hal-hal kecil, kita akan terlepas dari masalah yang (sebenarnya) jauh lebih kecil.
Wallahu’alam….



KAMAL, Imam
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts