Senin, 28 November 2011

KACA-MATA



Huh, tadi pagi hampir 1 jam lebih, saya dan istri mencari lap pembersih kacamata. Kacamata yang kotor sangat tidak nyaman untuk digunakan. Pasti, dunia akan terlihat kotor. Padahal dunia itu tetap seperti itu adanya. Dengan atau tanpa kacamata sekalipun.
Hm, ada hikmahnya neeh. Ternyata, kadang kita salah menggunakan kacamata, atau kacamatanya kotor, sehingga memandang kehidupan itu tidak indah, tidak bahagia, tidak sukses, atau tidak-tidak yang lainnya. Kacamata yang dimaksud disini adalah paradigma kita, cara pandang kita.
Sahabat saya yang SuksesBahagia,
Sebuah cerita menarik yang menceritakan bagaimana seharusnya kita memandang dunia melalui kacamata yang tepat. Dicerikatan, ada seorang wanita tua yang hampir selalu menangis setiap harinya, baik itu kala musim penghujan atau musim panas (kemarau). Hidup terasa sangat menyedihkan bagi wanita tua itu.
Seorang lelaki lewat dan merasa iba dengan wanita tersebut, kemudian bertanya, “Mengapa ibu menangis?” Sambil tersedu-sedu wanita itu menjawab, ”Aku punya dua orang putri, yang sulung menjual kain sepatu, dan yang bungsu menjual payung. Bila hujan turun, aku sedih memikirkan putri sulungku, karena pasti kainnya tidak laku, dan jika kemarau tiba, aku sedih memikirkan si bungsu, karena payungnya pasti tidak laku terjual.”
Mendengar penjelasan dari wanita tua itu, lelaki itu berkata, “Agar bisa bahagia, cobalah ibu berfikir sebaliknya. Kalau hujan turun pikirkan putri bungsumu, pasti payungnya akan banyak laku terjual. Sebaliknya, jika suasana bagus, pikirkan putri sulungmu, pasti kain sepatunya juga habis laku terjual.”
Wanita itu mendengarkannya dengan sungguh-sungguh dan sejak saat itu, ia tak pernah menangis lagi. Bahkan ia selalu bersyukur dan selalu tertawa setiap saat.
Sahabat saya yang SuksesBahagia,
Cerita sederhana itu mengajarkan kita,
Bagaimana menggunakan kacamata dengan tepat. Artinya, kalau kita minus misalkan, maka sudah pasti harus menggunakan kacamata yang minus juga (dan dengan ukuran yang tepat juga). Sehingga, kita akan sangat “jelas” memandang dunia yang indah dan membahagiakan ini. Hal ini maksudnya, gunakan cara pandang yang tepat, yaitu cara pandang positif. Akan ada dua sudut pandang dalam setiap kejadian, positif dan negative. Maka, gunakan yang positif, agar kita mampu menemukan hikmah dari setiap kejadian yang kita alami. Setelah menggunakan kaca mata yang tepat, jangan lupa untuk,
Membersihkan selalu kacamata tersebut dari debu-debu atau kotoran lainnya, agar pandangan kita tidak terhalangi. Maksudnya, kita semua pasti memiliki yang namanya hati, bukan ? Nah, hati adalah kacamata batin kita. Bersihkan selalu hati kita dari “penyakit-penyakit hati”, seperti : iri, dengki, hasud, prasangka buruk, sombong, dan syirik.
Aha, bagaimana cara membersihkannya ? Benar, dengan selalu berdzikir kepada-Nya. Berdzikir itu luas artinya. Tidak hanya mengucapkan lafal-lafal sebagaimana yang telah Rasul contohkan, tapi juga “berdzikir” dalam konteks setiap aktifitas kita memiliki makna dan merasakan maknanya itu. Sebagai contoh, kita bekerja di kantor sebagai staff administrasi, maka cara berdzikirnya adalah : Pertama, tentu kita niatkan untuk ibadah. Kedua, mengerjakan tidak hanya sebatas rutinitas harian, tapi bagaimana kita memahami dengan baik, maksud dan tujuan dari perkerjaan kita. Dan ketiga, kita memiliki kesadaran bahwa pekerjaan kita ini tidak hanya untuk kita sendiri, tapi juga memberikan kontribusi terhadap yang lainnya. Dengan cara seperti itu, maka sehari-harinya kita akan termotivasi untuk selalu memberikan yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Itulah “berdzikir” ala kantoran. Yang pada akhirnya, kita akan tersibukkan dengan hal-hal yang positif. Ini berarti tidak ada waktu bagi kita untuk memikirkan keburukan-keburukan kita. Terakhir, setelah kacamata kita bersih, maka
Pakailah kacamata itu pada saat kita terbangun, bukan pada saat tidur. Mengapa ? Ya kerana tidak ada gunanya, bukan ? Hahay, artinya, bangun kesadaran diri kita setiap saat. Sadar akan status kita di muka bumi ini. Ya, kita adalah khalifah-Nya. Berarti, keindahan, kebahagiaan, dan kesuksesan itu adalah hak kita. Hak kita !!! Maka, sudah sepantasnya kita memiliki kebahagiaan itu.
Sahabat saya yang SuksesBahagia,
Gunakan “kacamata” kehidupan dan batin kita untuk meraih keindahan, kebahagiaan, dan kesuksesan hidup, dunia sampai akhirat.


Salam SuksesBahagia !!!



KAMAL, Imam
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts