Rabu, 14 Maret 2012

Tangan Di Atas Itu Lebih Baik ...

Alkisah, ada seorang pemuda yang akan merantau ke negeri seberang, untuk mencari nafkah.  Sebelum berangkat, dia berpamitan kepada guru spiritualnya (guru ngajinya) untuk memohon restu dan doa keselamatan.

“Kyai (panggilan untuk guru ngaji), saya mohon doa restu dan keselamatan serta keberkahan. Semoga apa yang saya harapkan di negeri seberang untuk mengais rezeki bisa berhasil.”

 “Ya, saya doakan. Semoga Allah memberikan kemudahan kepadamu.”

Maka, berangkatlah pemuda itu, diiringi tatapan haru dari gurunya.

Setelah lama berjalan, dia beristirahat untuk melepaskan lelah sambil membuka perbekalan yang dibawanya. Disaat sedang menyantap makanannya, dia melihat ada seekor burung yang terluka kakinya dan tidak bisa terbang. Setelah lama dia menyasikan burung yang kesakitan itu, datanglah seekor burung yang lain. Dan ternyata burung yang baru datang itu, membawa makanan untuk diberikan kepada burung yang tidak bisa terbang. Kemudian terbang lagi, dan datang lagi untuk beberapa waktu kemudian.

“Aha, betapa bodohnya aku !” pikir pemuda itu.

“Buat apa saya pergi jauh-jauh ke negeri seberang untuk mencari rezeki. Burung yang tidak bisa terbang, bisa mendapatkan rezekinya (makanannya) dari burung lain. Ini artinya, aku pun, tanpa harus pergi jauh mencari rezeki, rezeki akan datang menghampiriku. “

Setelah punya pikiran seperti itu, dia akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalannya ke negeri seberang. Dia berpikir, dia bisa seperti burung yang tidak bisa terbang itu. Dia bisa mendapatkan rezeki tanpa harus bersusah payah mencarinya.

Sesampainya di kampung halamannya sendiri, dia menemui kyai-nya. Dan menyampaikan pembatalannya untuk pergi merantau dengan alas an dia mendapatkan “pelajaranan” dari burung yang terluka, yang tidak bisa terbang, namun bisa mendapatkan rezekinya lewat pemberian burung yang lainnya. Maka, kyai-nya pun berkata,

“Wahai muridku, tidakkah ada dalam pikiranmu, keinginan untuk menjadi seperti burung yang memberikan makanan terhadap burung yang terluka dan tidak bisa terbang itu ? Menurutmu, mana yang lebih mulia, burung yang terluka atau burung yang memberikan makanan ?”

Glekkkkk….

Tiba-tiba memerahlah wajah pemuda itu. Dia malu. Dia sadar telah melakukan kekeliruan dalam “membaca” sesuatu. Dan diapun akhirnya melanjutkan pengembaraannya untuk mencari dan menjemput rezeki. Dia berjanji akan seperti burung yang selalu memberikan makanannya kepada burung yang terluka dan tidak bisa terbang. Dia bertekad akan menjadi manusia yang selalu membantu manusia lain yang kekurangan. Dia yakin, itu lebih mulia. Dia yakin, TANGAN DI ATAS LEBIH BAIK DARI PADA TANGAN DI BAWAH !!!

Sahabat, semoga bermanfaat.


Salam SuksesBahagia !!!


Imam Nugroho | MSB
Mindseter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts