Kamis, 26 April 2012

Gunakan Kesempatan Untuk Keberuntungan Hidup Yang Hakiki


Sahabat,

Artikel sebelumnya membahas mengenai “keberuntungan” yang merupakan fungsi dari “Kesiapan + Kesempatan”. Adapun kesiapan yang saya meksud kemarin adalah kesiapan mental yang terwujud dalam sosok manusia yang bertakwa. Artinya, ketakwaan merupakan modal utama untuk meraih keberuntungan dalam hidup.

Selanjutnya akan kita bahas mengena “kesempatan“ yang seperti apa yang juga akan menghantarkan kita kepada keberuntungan hidup.

Sebelum saya membahasnya, terlebih dulu akan saya samakan persepsi mengenai makna beruntung itu sendiri. Menurut saya, beruntung itu bukan dilihat dari sisi fisik, tapi dari sisi ruhiyah (jiwa). Artinya, manusia dikatakan beruntung jika jiwanya senantiasa mampu “berdamai“ dengan keadaan, sehingga pada akhirnya akan mendatangkan ridho dari-Nya untuk proses menjalani kehidupan ini. Sungguh, ridho dan kasih-sayang-Nya lah yang sebenarnya kita perlukan dalam hidup ini.

Berdamai dengan keadaan maksudnya adalah kita telah memilih dengan tepat respon yang diberikan terhadap masalah (stimulus). Kita berarti telah mampu mengoptimalkan ruang untuk memilih tindakan. Kita memilih pilihan yang menjadikan diri semakin terdewasakan dan semakin dekat kepada Tuhan.

Tidak banyak orang yang mampu berdamai dengan keadaan di luar kehendaknya. Nah, adalah sebuah keberuntungan yang hakiki jika kita mampu dengan segera mendamaikan hati dan pikiran untuk merespon keadaan di luar kehendak kita.

Sahabat,

Kembali ke formula keberuntungan. Kesempatan untuk hidup beruntung itu sangatlah banyak tersebar disekitar kita.

Sebagai contoh, ketika Anda sedang berhenti di lampu merah dengan berkendara, tiba-tiba ada pengemis yang mendekati, maka itu adalah kesempatan untuk berinvestasi amal akhirat, dengan memberinya sedikit uang. Bukankah itu akan mendatangkan keberuntungan dalam hidup?

Ketika Anda melihat orang bekerja banting tulang (istilahnya), sementara Anda bekerja di kantoran, maka itu adalah kesempatan untuk bersyukur atas apa yang dimiliki. Bersyukur mendatangkan keberuntungan. Dari pada selalu membandingkan diri Anda dengan yang lebih tinggi misalkan, itu hanya akan mendatangkan kepedihan hati tiada berujung (ceilee...).

Ketika Anda menyaksikan orang-orang dengan keterbatasan fisiknya, namun mampu berkarya, mungkin dalam karya seni musik, seni lukis, atau yang lainnya, itu adalah kesempatan bagi Anda untuk lebih mampu meningkatkan kualitas dalam berkarya dimanapun Anda berada. Artinya, dengan meningkatnya kualitas diri, maka akan semakin bernilailah Anda, dan itu akan mendatangkan keberuntungan.

Ah, terlalu banyak kesempatan-kesempatan Tuhan berikan kepada kita untuk kita optimalkan menjadi sesuatu yang bermakna, sesuatu yang mendatangkan keberuntungan. Semua itu akan terlaksana jika bekal yang pertama, kesiapan Takwa telah kita miliki dengan baik.

Sahabat,

Mari optimalkan kesempatan yang tersebar disekitar kita. Kesempatan yang menjadikan kita lebih merasakan makna hidup sesungguhnya. Bingkai dengan kesiapan Takwa. Maka keberuntungan hidup yang hakiki, akan kita raih. Bukankah itu yang kita dambakan?



Salam SuksesBahagia!!!



Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts