Selasa, 24 April 2012

Ingatlah Tuhan Saat Kita Bahagia


Tersebutlah seorang pekerja sebuah proyek pembangunan apartemen di Jakarta. Dia sedang berada di bawah, sementara beberapa temannya masih berada di atas. Karena ada sesuatu yang harus di bawa ke atas, maka temannya yang di atas meneriaki pekerja tersebut. Namun karena terlalu jauh jaraknya, pekerja itu tidak mendengar setiap teriakan temannya yang di atas.

Melihat teriakannya tidak terdengar, maka temannya itu berinisiatif untuk ‘memancing’ pekerja itu dengan melemparkan koin uang seribuan. Ketika ada uang koin terjatuh, pekerja itu memungutnya dan melanjutkan aktivitasnya tanpa mendongak ke atas, untuk sekedar mengecek, dari mana asal uang koin itu. Hingga beberapa kali uang koin dilemparkan, pekerja itu tetap tidak mendongak ke atas.

Karena kesal, teman di atasnya akhirnya melemparkan sebagian batu bata, dan mengenai punggungnya hingga terasa sakit. Ia pun lalu menengok ke atas dengan perasaan kesal dalam kesakitan. Ia marah-marah, mengata-ngatai temannya yang di atas, dan berteriak, “Kalau ada perlu panggil dong, jangan pakai lempar batu bata segala.” Padahal, dari tadi ia diteriaki, dilempari uang, namun tidak ‘ngeh’ untuk mendongak ke atas.

Sahabat,

Adakah kita persis memliki perilaku seperti pekerja itu?

Aha, sepertinya demikian. Coba tengoklah ke dalam. Berapa sering kita tidak mendongakkan wajah ke atas untuk berdoa kepada-Nya? Bisa dikatakan kita lupa untuk berdoa, disaat hidup ini berjalan normal, penuh keberkahan, kabahagiaan, kesuksesan-kesuksesan, atau nikmat yang lainnya, karena merasa semua itu adalah sesuatu yang ‘mesti adanya’, sesuatu yang sudah layak adanya sebagai hasil dari usaha-usaha kita. Kita melupakan Tuhan.

Namun, ketika Tuhan melemparkan ‘batu bata ujian dan masalah’ maka kita segera memarahi-Nya, mengatakan Tuhan tidak adil, dan umpatan-umpatan lainnya. Atau lebih baik dari itu, ketika Tuhan melemparkan ‘batu bata ujian dan masalah’, baru lah kita mengingat-Nya, memohon kemudahan dari-Nya. Padahal, untuk menghadapi masalah, bukan memohonkan kemudahan, tapi memohonkan kekuatan, dan itulah yang terbaik.

Sahabat,

Haruskah Tuhan memberikan kita masalah untuk mengingat-Nya?

Tentu tidak, ya kan?

Dalam setiap kondisi apapun, suka-duka, bahagia-menderita, kita harus selalu mengingat-Nya. Rasulullah SAW bersabda :

Bermohonlah kepada Robbmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman (hadits Qudsi): "Barangsiapa berdo'a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do'anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa-dosanya."

(Ar-Rabii')


Wallaua’lam …



Salam SuksesBahagia !!!

Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts