Selasa, 03 April 2012

Sepak Bola dan Kehidupan (bag. 2, selesai)

Pada artikel kemarin, kita mengungkap pelajaran terselubung dari pertandingan sepak bola, yaitu bertapa berharganya waktu dan pentingnya memiliki goalhidup. Nah, kali ini, kita ungkap kembali pelajaran rahasia lainnya.

Dalam usaha menciptakan goal, pemain bola senantiasa bergerak menciptakan peluang atau mengoptimalkan setiap peluang yang ada, dan berusaha mengarahkan bola ke arah gawang lawan, melalui sebuah kerja sama tim yang cantik.

Begitulah dalam pencapaian tujuan hidup kita. Kita harus selalu bergerak, bergerak ke arah tujuan yang ingin kita capai. Bergerak menunjukkan sebuah kehidupan itu sendiri. Dan, kemampuan kita dalam menghidupkan kehidupan seperti yang kita inginkan, adalah makna kesuksesan sebenarnya.

Kita harus menciptakan peluang dan mengoptimalkan peluang yang bertebaran disekeliling kita. Dengan 'bergerak' peluang akan tercipta dan peluang yang ada pun tidak terbuang sia-sia.

Namun bergerak 'fisik' tidaklah cukup. Perlu adanya gerak jiwa. Ya, gerak jiwa, sebagaimana pesepak-bola yang tidak hanya mengandalkan gerakan fisik untuk menciptakan goal, tapi mereka juga menggunakan insting, feeling, dan perhitungan cermat untuk sebuah tendangan, atau melakukan pengoperan bola ke rekan yang lain. Maka kita juga perlu menggerakan jiwa, sehingga akan lebih menguatkan gerakan fisik kita dalam upaya pencapaian tujuan hidup.
Contoh gerak jiwa yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita menggerakan pikiran dan hati kita dari kutub negatif ke kutub positif. Lho kok? Ya, hal ini sangatlah penting. Atau juga bagaimana kita mengaktifkan gerakan jiwa berupa niat (nawaitu). Niat adalah titik positif awal untuk 'memudahlan' kita menjalani proses menghidupkan kehidupan seperti yang kita inginkan.

Akhirnya, gerakan jiwa sebenarnya jauh lebih penting dalam pencapaian tujuan hidup. Gerakan fisik tanpa disokong oleh gerakan jiwa, sia-sia, karena tidak ada makna. Namun gerakan jiwa yang tanpa gerakan fisik, bisa mengubah segalanya. Kok bisa? Tengoklah sosok Syekh Ahmad Yaasin, pemimpin pergerakan muslim Palestina. Ia cacat fisik, namun ketika jiwanya bergerak, ia mampu menggerakan orang-orang yang ada disekitarnya.

Sementara kita adalah mahluk sosial, maka tentulah kiranya kita menyadari benar bahwa tujuan tercapai ketika kita mampu bersinergi dengan manusia yang lain. Inilah hakikat kerja sama dalam kehidupan, melakukan penyelarasan diri terhadap sekelilingnya. Menyelaraskan diri berarti melakukan efek sinergi dalam kehidupan. Kita memerlukan orang lain untuk mencapai tujuan hidup (baca: kesuksesan). Ada peran orang-orang yang berada disekeliling kita.

Ada pelanggaran, ada kartu yang dikeluarkan wasit (juru adil). Pelanggaran ringan, peringatan lisan hingga kartu kuning, dan pelanggaran berat adalah kartu merah.

Hidup yang Allah anugerahkan ini, memiliki aturan mainnya. Itulah hukum Allah. Ada perintah, ada larangan. Maka ketika kita 'melanggar' aturan hukum Allah, kita akan diberi sanksi oleh-Nya. Ketika pelanggaran kecil kita lakukan, maka kita mendapatkan kartu kuning. Dalam konteks kehidupan keseharian kita, kartu kuning itu berwujud 'peringatan-peringatan' dari-Nya. Bisa peringatan yang langsung menimpa kita, atau peringatan yang tercermin dalam kejadian yang tidak diinginkan disekitar kita, misalkan banjir, tanah longsor, gunung meletus, dlsb. Dan peringatan yang langsung menimpa kita, seperti sakit, kehilangan benda berharga yang dimiliki (karena kurang bersedekah, misalkan) dlsb.

Maka, jika pelanggaran berat telah kita lakukan, misalkan kita menyekutukan-Nya, maka kita mendapat kartu merah langsung. Ya kartu merah atau larangan untuk masuk surga-Nya.

Selalu ada hadangan dan tekel dari musuh ketika pesepak-bola menggiring bola mendekati goal (gawang lawan).

Itulah proses semakin dekatnya kita dengan tujuan hidup yang telah kita tentukan. Akan ada selalu masalah, hambatan, tantangan, ujian, atau kegagalan yang mengiringinya. Semakin dekat dengan tujuan, semakin besar tantangan dan hambatannya. Persis ketika penghadang yang paling tangguh (stopper atau back). Namun, kita harus mampu untuk bangkit kembali, sebagaimana pula mereka pesepak-bola yang akan selalu bangkit lagi ketika dijatuhkan oleh lawan-lawannya, sehingga bisa mendekati gawang lawan, dan kemudian mencetakkan goal. Bangkit, bangkit, dan bangkit selalu disaat hambatan datang melanda.

Sahabat,

Ada waktu tambahan (injury time atau additional time) dalam pertandingan sepak bola, dan para pemain semakin termotivasi untuk mengakhiri pertandingan dengan kemenangan.

Usia tambahan mungkin tidak ada dalam kamus kehidupan manusia. Namun, yang terjadi sebenarnya adalah bahwa waktu-waktu kita ini adalah waktu tambahan yang Allah berikan. Artinya, spirit injury time harus kita miliki, sebagai upaya kita untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna.

Hal ini senada dengan hadits Nabi yang pada intinya mengajarkan kita untuk tidak berpatah semangat untuk berbuat baik bagi sesama. Kalaupun esok akan kiamat, hari ini kita tetap 'menanam' pohon kebaikan. Tentu kita ingin mengakhiri hidup dengan julukan khusnul khatimah, ya kan?

Yang keluar sebagai pemenang, adalah tim yang memiliki lebih banyak goal, dan layak mendapatkan trophy kemenangan.

Trophy kemenangan hidup adalah hidup dalam pelukan surga-Nya. Merekalah yang memiliki banyak amalan hasanah. Makna lainnya, trophy kemenangan hidup adalah kesuksesan. Dan yang mendapatkannya adalah mereka yang banyak menghidupkan goal dalam hidupnya.

Sahabat,

Itulah pelajaran rahasia atau terselubung dari pertandingan sepak bola. Semoga kita menjadi lebih mawas diri dalam melangkah, melangkah menuju tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu hidup dalam dekapan surga-Nya. Amiin ...



Salam SuksesBahagia !!!



Imam Nugroho | MSB
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts