Jumat, 03 Februari 2012

Bait Untuk Ayah

Tadi malam, tiba-tiba saya teringat Almarhum Ayah. Ya, sudah 11 tahun ayah meninggalkan dunia ini, dan meninggalkan saya dalam "kebimbangan" di usia muda kala itu. Ah, kangen ayah ...

Lalu, saya buka-buka kembali coretan-coretan yang pernah tergores kala ingat mendiang ayah, dan ditemukanlah bait-bait syair. Sudah pernah saya publish lewat notes di facebook, namun ijinkan saya untuk mempublishkannya kembali. 

Ayah, do'aku selalu menyertaimu !

Berikut adalah bait syair untuk ayah ...

Bait untuk ayah …

oleh Imam Nugroho pada 18 Februari 2010 pukul 21:27

Ayah,

kukira kau ada di rumah, menjahit di sudut ruangan, tapi ketika ku dapati, kau tak ada, kosong.. Lalu ku tanya ibu, dan beliau pun terdiam, sedih.. Aku tersadar, ayah telah kembali pada-Nya. 

Ayah, 
sedih jika teringat anakmu ini belum bisa berbuat banyak untukmu. 

Ayah,
alhamdulillah anakmu kini, telah bisa hidup mandiri, telah bekerja, bisa membahagiakan ibu, yang pernah kau titipkan dulu. 

Ayah, tapi kadang ingin kumenangis, ketika kebahagiaan ini tanpa kehadiranmu di sisiku, hingga tak banyak aku berbuat untukmu. 

Ayah,
teringat dulu ketika aku duduk dibangku sekolah dasar dan mendapatkan peringkat pertama, kau hadiahi aku dg 20 tusuk sate kambing, bahkan ketika anakmu meraih peringkat pertama nilai UAN SD tingkat kecamatan waktu itu, kau berkata seolah tidak percaya dan kau berkata, "anaku genius, padahal ayah hanya seorang penjahit kampung" 

Ayah,
kau sekolahkan aku ke SMP dan SMU terbaik di daerah, dan kau selalu bahagia tatkala aku meraih peringkat pertama. Pernah ketika SMU dulu, kau menangis dan memelukku ketika anakmu ini meraih juara umum.

Ayah,
terakhir aku membahagiakanmu ketika aku menjadi organizer Jamnas 2001, kau menangis seolah tak percaya, anakmu menjadi event organizer level nasional, padahal berasal dari kampung. 

Ayah,
namun ternyata itu yang terakhir, sepekan kemudian kau jatuh sakit dan aku mendapatkanmu sudah tidak bisa apa-apa. Tiga hari kemudian, kau hempaskan nafas terakhirmu. Aku menangis... 

Ayah,
sungguh setelah kau tiada, kehidupanku terasa berbeda, tapi aku besyukur, karena dengannya aku diajari kehidupan untuk menjadi orang yang dewasa. 

Ayah,
satu tekadku, aku harus berhasil meraih apa yang kau impikan, agar kau bahagia di alam sana, karena hanya itulah aku bisa berikan padamu, selain doa-doa khusyu'ku. 

Ayah, 
i will always love you !!!

***







0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts