Selasa, 03 Januari 2012

Tangga 2 SuksesBahagia # Konsisten Dalam Kebaikan (bagian 1)

Pada postingan sebelumnya, telah kita bahas Tangga 1 SuksesBahagia # Kenali Diri. Ia adalah langkah awal dalam perjalanan menempuh kehidupan yang penuh dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Nah, kali ini, akan saya sampaikan Tangga 2 SuksesBahagia # Konsisten Dalam Kebaikan (istiqamah). Selamat membaca, dan jangan lupa, implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tangga 2# Konsisten Dalam Kebaikan (Istiqamah)


Air adalah salah satu kebutuhan vitalhidup kita. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari AIR yang paling mendasar adalah sifatnya yang selalu mencari tempat yang rendah. Hal ini merupakan suatu isyarat bagi kita, bahwa dalam hidup ini manusia seharusnya tidak berpatah arang dalam berusaha menggapai cita-citanya. “Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan”, begitu pepatah mengatakan.

Kita mendapati, betapa istiqomahnya air dalam menempuh perjalanan untuk mencapai tempat yang rendah. Dari tempat yang tinggi, air meluncur membelah bumi hingga menjadi aliran yang kita sebut sungai. Disitu air mengalir bebas menuju tempat rendah mana saja yang ia sukai. Tidak jarang air itu secara beramai-ramai mengalir, menghantam, atau menghanyutkan apa saja yang mengganggu perjalannya. Dengan tekadnya, dia terus berusaha menuju tempat yang rendah.


Kalau ia menemui onggokan tanah yang kuat atau apa saja yang menghalangi perjalanannya, maka ia akan membuat manuver dengan membuat kelokan dan mencari jalan alternatif, atau berpisah dengan kawan-kawannya melingkari penghalang itu, yang akhirnya terjadi dua aliran. Sepintas aliran itu terlihat saling bercerai, tapi kalau kita jeli, itu merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuannya.


Bila rintangan itu bendungan kokoh maka ia akan membuat kumpulan yang nantinya sebagian diantara mereka tidak dapat terbendung lagi, dengan begitu ia dapat meneruskan perjalanannya. Dan andaipun kumpulannya kurang, ia akan mencari jalan lain yaitu menguap. Ia akan berkumpul bersama diangkasa dalam gumpalan awan, dan apabila telah mencapai titik kulminasinya, ia akan membentuk titik-titik hujan. Semakin tebal awan itu, semakin lebat pula hujan yang turun. Dengan begitu ia akan mencapai tempat tujuannya, yaitu tempat yang rendah.


Sahabat,


Betapa besarnya pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa perjalanan air itu, yakni kosistensinya, dan tak mengenal putus asa dalam mencapai tujuannya. Dan sifat itu pula yang semestinya senantiasa menjiwai diri kita. Imam Syafi’i dalam salah satu syairnya, menjadikan dinamika sifat air ini sebagai suatu bukti bahwa dalam bergerak dan beraktifitas akan ada kebaikan, dalam diam dan tanpa karya akan banyak kerugian dan kerusakan.

Cerita tentang air di atas telah mengispirasi saya tentang makna sebuah keistiqamahan atau konsistensi dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Tapi itulah kurang lebih isyarat makna, hakikat, dan manfaat dari sebuah kata “istiqamah” atau konsisten (semoga penyamaan arti antara istiqamah dan konsisten adalah benar) yang akan kita bahas pada bab ini sebagai tangga ke-dua untuk mencapai puncak SuksesBahagia.

Ya, setelah Kita mampu mengenal siapa diri Kita sesungguhnya, maka beramalshaleh-lah (melakukan aktivitas yang baik dan bermanfaat) secara istiqamah (konsisten). Hal ini adalah sebagai perwujudan kebahagiaan atas kehidupan sukses yang Tuhan sediakan kepada kita.

Dalam QS. Al-Ashr [103] ayat 2-3, Allah berfirman : “Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shaleh…

Manusia yang rugi adalah manusia yang tidak bisa merasakan hidup SuksesBahagia di dunia dan di akhirat. Agar tidak merugi, Allah menyebutkan syarat yaitu bahwa manusia harus beriman dan beramal shaleh.


Beriman berarti meyakini Allah dengan segala konsekuensinya, termasuk didalamnya meyakini “kekuatan dan kelemahan” diri yang dianugerahkan-Nya kepada kita. Hal ini telah kita bahas di tangga #1,  konsep mengenai makrifatun-nafsi. Dan setelah beriman, Allah menyebutkan syarat agar kita bisa hidup SuksesBahagiaadalah dengan beramal-shaleh (melakukan aktivitas yang baik dan bermanfaat). Tentunya aktivitas kebaikan yang konsisten dikerjakan, meskipun aktivitas tersebut kecil atau sepele.


Rasulullah saw, dengan indah bersabda: “Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari” (langgeng atau berkesinambungan) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

 Ketika Allah menyukai amalan-amalan kita, maka sebagai konsekuensinya, kita akan semakin merasa dekat dengan Allah. Buah manis dari kedekatan ini adalah tercapainya hati yang tenang, bersih, dan tunduk (salimul qulub) yang dengannya kebahagiaan hidup dapat kita raih dengan penuh kesuksesan. 



(bersambung)




KAMAL, Imam
Mindsetter SuksesBahagia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Popular Posts